Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ngabalin Dicap Gangguan Jiwa, Eks Pejabat BUMN Tuding Karena Kekejaman Jokowi, Sudah Berkorban, Tapi

        Ngabalin Dicap Gangguan Jiwa, Eks Pejabat BUMN Tuding Karena Kekejaman Jokowi, Sudah Berkorban, Tapi Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut menyoroti soal Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang disebut-sebut alami gangguan jiwa karena sikapnya yang kontroversial.

        Menurut mantan komisaris utama Pelindo I ini, mengatakan bahwa jabatan Ngabalin hanyalah sebagai tenaga ahli kedeputian yakni sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP).

        Artinya, jabatan tersebut tidak terlalu penting di kursi pemerintahan. Baca Juga: Astaga Naga! Orang Istana Diduga Gangguan Jiwa Langka, Kondisi Ngabalin Dikuliti, Cuma Satu...

        “Ngabalin ini jabatannya hanyalah tenaga ahli kedeputian. Dan ternyata jabatan Ngabalin setelah pasang badan sana sini hanyalah tenaga ahli kedeputian, bahkan deputi saja tidak apalagi jabatannya sekelas menteri,” ucapnya dalam akun Youtubenya, seperti dilihat, Selasa (14/9/2021).

        Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kejam terhadap Ngabalin karena hanya memberikan jabatan di levek tersebut. Baca Juga: Ngabalin ke Rocky: Profesor Abal-abal dan Dungu, Bangun Rumah Kok di Lahan Orang, Kadrun Disebut...

        Padaha, ia menilai Ngabalin telah banyak berkorban dengan berbagai cara. Termasuk, menyerang lawan politik Istana di berbagai media.

        “Termasuk kejam juga Presiden Jokowi, orang sudah berkorban, nempel banyak orang, sudah diserang kiri kanan tapi jabatannya ya rendah-rendah saja bukan jabatan yang tinggi. Bukan di bawah presiden, bukan di bawah menteri, tapi di bawah deputi,” ucapnya.

        Sementara itu, Ngabalin justru disebut mengalami gangguan kejiwaan ketika dirinya mengatakan setiap orang yang mengkritik atau menyerang Presiden Jokowi sebagai orang yang sakit hati.

        “Tapi memang dalam banyak kesempatan, Ngabalin selalu mengatakan bahwa kita, orang yang menyerang Presiden Jokowi itu adalah orang yang sakit hatinya mendalam,” ujarnya.

        “Justru ketika orang menyebutkan itu terus-menerus, malah jangan-jangan sebaliknya, problem psikologinya di dia karena dia merasa ‘Kok saya ini sudah pasang badan tapi kok tidak diberikan jabatan yang tinggi?’,” sambung dia,

        Lebih lanjut, ia mengatakan tidak selamanya jabatan dapat membahagiakan orang yang menerimanya.

        “Jangan salah, makin kita mendapatkan fasilitas jabatan, maka kita akan membandingkan dengan rekan-rekan kerja kita di samping-samping kiri kanan. Jadi kita tidak punya jabatan malah jadi lebih bagus,” imbuh dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: