Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyelami Seberapa Besar Kekuatan Militer Indonesia di Bawah Prabowo Subianto

        Menyelami Seberapa Besar Kekuatan Militer Indonesia di Bawah Prabowo Subianto Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto tengah disorot publik setelah dilaporkan membeli kapal perang jenis Frigat Type 31 atau dikenal dengan frigat Arrowhead 140.

        Frigate adalah jenis kapal perang ringan dengan kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang dilengkapi teknologi militer canggih terkini. Arrowehad 140 dipersenjatai dengan rudal antipesawat juga torpedo antikapal selam yang membuatnya mampu memberikan pertahanan terhadap ancaman udara dan laut.

        Baca Juga: Terbongkar! Alasan Prabowo Bawa Kapal Perang Inggris Dikuliti, Ternyata...

        Kini pertanyaannya seberapa kuat kemampuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah kursi Menhan RI diisi Prabowo?

        Jika dilihat dari anggaran belanja menurut APBN 2021, melansir Tempo, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menganggarkan Rp118,2 triliun. Angka tersebut naik 13,28 persen menjadi Rp133,9 triliun yang tercatat pada anggaran belanja tahun 2022. 

        Anggaran Kemhan sebelumnya selalu menjadi sorotan karena jumlahnya yang besar. Global Firepower pada tahun 2019 menyebutkan, Indonesia mengeluarkan anggaran belanja militer senilai 6,9 miliar dolar. Nilai anggaran itu setara dengan Rp98 triliun.

        Sebagai pembanding, kekuatan militer Indonesia dari sisi anggaran belanja adalah yang terbesar kedua setelah Singapura di ASEAN. Singapura tercatat memiliki anggaran 9,7 miliar dolar atau setara dengan Rp135 triliun.

        Sementara itu, Global Firepower mencatat indeks kekuatan militer Indonesia di angka PwrIndx 0,2684 (dengan perhitungan skor 0,0000 dianggap sempurna) tahun 2021. Alhasil, Indonesia dilaporkan berada di peringkat ke-16 dari 140 negara dunia. 

        Secara hitung-hitungan jumlah personel dan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI , Global Firepower menghitung sekitar 475.000 tentara aktif dan 468 unit tank, 405 unit pesawat, dan 2 unit kapal selam pada 2021.

        Di sisi lain terlepas dari gambaran positif itu, militer Indonesia masih memiliki sejumlah kekurangan. Setelah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala pada akhir April lalu, memicu perdebatan di antara analis pertahanan Indonesia tentang keadaan rapuh angkatan bersenjata.

        Kekuatan tempur Indonesia terus berkurang setelah pensiunnya beberapa penjaga udara. Jet pencegat Northrop Grumman F-5E/F Tiger II, meninggalkan dua skuadron Lockheed Martin F-16 Fighting Falcons dan satu jet tempur Sukhoi Su-27/30 sebagai satu-satunya pesawat tempur garis depan.

        Menhan Prabowo mengatakan, rencana memperbaiki peralatan tempur dibahas dengan dan masuk dalam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya.

        Baca Juga: Dibongkar Anak Buahnya, Aksi Prabowo Subianto Bisa Buat China Ketar-Ketir!

        “Banyak sistem pertahanan kita yang menua, jadi penggantiannya sangat mendesak. Ini sangat penting untuk merespon lingkungan strategis yang selalu berubah,” kata Prabowo, mantan jenderal yang memimpin pasukan khusus Angkatan Darat Indonesia, dilansir Indo-Pacific Defense Forum.

        Dalam laporan Defense News, Indonesia awalnya memutuskan membeli Sukhoi Su-35 Flanker-E, untuk pertahanan udara.

        Indonesia kemudian mengakuisisi 24 jet tempur F-16C/D Angkatan Udara AS dan Garda Nasional di bawah skema Excess Defense Articles Pentagon. Jet kemudian ditingkatkan dengan radar yang ditingkatkan dan avionik lainnya.

        Kemhan juga menandatangani untuk menjadi mitra pengembangan dengan Korea Aerospace Industries untuk pesawat tempur KF-X Korea Selatan. Kementerian berjanji untuk membayar 20 persen dari biaya pengembangan dengan imbalan manfaat industri dan pesawat produksi.

        Namun, sejak itu tertinggal dalam pembayaran ke Korea Selatan untuk bagian dari biaya pengembangan dan menghindar dari komitmen untuk lebih banyak F-16.

        Lebih dari itu, Indonesia telah bermain-main dengan jenis pesawat tempur lain mulai dari Eurofighter Typhoon yang diturunkan oleh Austria, Dassault Rafale Prancis dan Boeing F-15EX Eagle.

        Yang terakhir disebutkan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo beberapa hari setelah jet pertama untuk Angkatan Udara AS melakukan penerbangan pertamanya.

        Prasetyo seperti dikutip awak media mengatakan Angkatan Udara Indonesia memprioritaskan peningkatan kemampuan daripada hanya meningkatkan inventarisnya.

        Meskipun ini mungkin terjadi, versi baru F-16 dan bahkan KF-X juga akan mewakili lompatan substansial dalam kemampuan tanpa akuisisi dan biaya operasi yang lebih tinggi dari pesawat yang lebih kompleks.

        Dalam keamanan laut, menyusul gugurnya KRI Nanggala beserta 53 awak di dalamnya, turut menjadi perhatian Menhan Prabowo. 

        Juru bicara Angkatan Laut Indonesia Laksamana Pertama Julius Widjojono mengumumkan Indonesia sedang berusaha untuk memperoleh hingga delapan kapal selam untuk menambah armada empat setelah tenggelamnya.

        Indonesia telah bermitra dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, sebuah perusahaan Korea Selatan, untuk membangun kapal selam. Diluncurkan pada tahun 2019, KRI Alugoro-405 adalah satu dari tiga kapal selam Indonesia yang dipesan dari Daewoo dan yang pertama dirakit sebagian secara lokal.

        Indonesia, yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, memiliki rencana ambisius untuk merekapitalisasi militernya. Rencana Pasukan Esensial Minimumnya menyerukan 274 kapal "air hijau" Angkatan Laut, 10 skuadron tempur sebagai bagian dari peningkatan besar kemampuan tempur udara dan 12 kapal selam diesel-listrik baru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: