Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pak Luhut, Oh Pak Luhut, Skandal Pandora Papers Baru Terkuak, Kok Malah Sibuk Nyapres 2024?

        Pak Luhut, Oh Pak Luhut, Skandal Pandora Papers Baru Terkuak, Kok Malah Sibuk Nyapres 2024? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumle ikut menyorot Relawan Sahabat Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang mendeklarasikan dukungan terhadap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu untuk maju ke Pilpres 2024.

        Iwan kemudian menyinggung nama Luhut yang belakangan ramai dibicarakan lantaran masuk Pandora Papers.

        “Skandal Pandora Papers baru terkuak, kok malah sibuk nyapres 2024?," kata kata Iwan di akun Twitternya @KetumProDEMnew, dikutip Populis.id, Senin (11/10/2021).

        Baca Juga: Luhut Lagi, Luhut Lagi! Pengamat Politik Sampai Curiga

        Masih menyoal nama Luhut dalam pandora papers, Iwan mengatakan seorang pejabat negara seharusnya tak boleh menghindar untuk membayar pajak di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang sedang carut marut sekarang ini, tindakan itu disebutnya amoral.

        "Pejabat negara yang menghindar bayar pajak adalah prilaku amoral dan tak mencintai NKRI, apalagi keuangan negara defisit. Terlebih kalau cuci uang hasil korupsi.Kalau sumber uang benar, kenapa disembunyikan?” tegas Iwan.

        Nama Luhut sendiri masuk dalam laporan Pandora Papers. Laporan itu mengungkap kepemilikan aset dan perusahaan cangkang di negara bebas pajak.

        Luhut disebut memiliki kaitan dengan salah satu perusahaan cangkang di Panama. Dia disebut pernah menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Dia hadir langsung dalam beberapa kali rapat yang berlangsung selama 2007-2010.

        Bahkan, Luhut ditunjuk menjadi Presiden Petrocapital dalam rapat yang digelar 19 Maret 2007. Dia dipilih bersama dua orang lain dan berkantor di Guayaquil, 400 kilometer sisi barat daya ibu kota Ekuador, Quito. Pertemuan itu juga mengesahkan perubahan nama perusahaan dari Petrostar International SA menjadi Petrostar-Pertamina International SA.

        Perusahaan yang berganti nama itu ditugasi memproduksi sekaligus mengangkut produk minyak bumi. Petrostar juga diperintahkan melakukan ekspor-impor, sayangnya perusahaan hanya berumur tiga tahun karena dewan direksi membubarkannya dalam rapat pemegang saham luar biasa pada Juli 2010.

        Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi telah menanggapi laporan tersebut. Dia memang membenarkan kabar bahwa Petrocapital dibentuk di Republik Panama dan Luhut sempat menjabat di perusahaan tersebut.

        Baca Juga: Ini Dia Deretan Jabatan Luhut Binsar di Era Jokowi, Wow Banyak Juga!

        Perusahaan itu, kata Jodi, rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sayangnya ketika Luhut memimpin, perusahaan itu gagal memperoleh eksplorasi migas yang layak dan akhirnya Luhut memilih mundur.

        “Ada berbagai kendala terkait dengan kondisi geografis, budaya, dan kepastian investasi sehingga Pak Luhut memutuskan mundur dan berfokus pada bisnis yang ada di Indonesia,” tutup Jodi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: