Bisa Berbahaya Apabila Tidak Dilakukan Tindakan Segera, Ini Cara Menolong Bayi yang Tersedak
Tersedak ini bisa berbahaya bagi keselamatan bayi bila tidak ditangani segera dan tepat. Bagaimana caranya?
Dokter spesialias anak, dr Endah Citraresmi, SpA(K) dari Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bayi perlu segera ditolong ketika tersedak. Anda bisa melakukan penangan mandiri di rumah.
Baca Juga: Kenapa Penderita Diabetes Mengalami Penurunan Berat Badan Tanpa Adanya Usaha?
Berdasarkan panduan terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga resusitasi Eropa, menurut dr Endah, orang tua harus melihat kondisi anak pada saat mencurigai adanya sumbatan benda asing di saluran napasnya. Perhatikan apakah anak masih batuk dengan efektif, yaitu batuk kencang.
"Batuk itu sebenarnya refleks tubuh kita untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak diinginkan oleh saluran napas. Jadi kalau kita batuk, itu bagus, berarti refleks kita berfungsi baik," ujar dr Endah dalam acara webinar tentang "Mengatasi Kegawatdaruratan di Rumah", dikutip Sabtu (9/10).
Ketika tersedak, anak akan membatukannya. Jadi, saat anak masih batuk efektif atau kencang, maka orang tua hanya perlu mendapingi saja, mengamati perkembangannya. Tidak perlu melakukan intervensi. Orang tua cukup melihat apakah terjadi perburukan atau tidak.
Baca Juga: Apakah Penyakit Kencing Manis Sama dengan Diabetes?
Sebaliknya, jika batuk tidak efektif, batuk lemah, atau sudah mulai tidak bisa mengeluarkan bunyi, orang tua harus melihat apakah anak masih sadar. Jika masih sadar, maka pada bayi, perlu dilakukan back blows.
Bagaimana kalau tidak berhasil? Ketika sudah melakukan lima back blows efektif, namun belum berhasil membuat saluran napasnya terbuka, maka lakukan chest thrusts sebanyak lima kali.
"Jadi berganti. Biasanya lima back blows, lima chest thrusts, kemudian back blows lagi, terus berganti," jelas dr Endah.
Sementara itu, bila insiden tersedak dialami anak yang lebih besar, lakukan lima back blows, setelah itu lakukan abdominal thrusts (bagian perut), bukan chest thrusts.
Baca Juga: Penting! Penderita Diabetes Merasakan Sakit di Seluruh Badan? Mungkin Ini Penyebabnya
"Pada bayi dilakukan di dada, karena organ bayi masih rentan, sehingga sangat berbahaya untuk melakukan abdominal thrusts pada bayi," ujarnya.
Andaikan anak tidak sadar, maka perlu diberikan pernapasan buatan. Buka saluran napasnya, lakukan lima kali napas buatan, kemudian dilanjutkan dengan resitusasi jantung paru (CPR).
"Walaupun ternyata sudah melakukan tata laksana tersebut, sumbatan sudah terbuka, dan anak sudah batuk dan bernapas kembali dan anak menangis, tetap lakukan pemeriksaan ke rumah sakit dengan segera untuk memastikan apakah ada serpihan yang masuk ke dalam dan sebagainya," papar dr Endah.
Baca Juga: Data Menujukkan 1 dari 5 Pasien Covid-19 Gejala Parah adalah Wanita Hamil yang Tidak Divaksinasi
Cara melakukan back blows
Dr Endah menjelaskan, untuk melakukan back blows pada bayi di bawah 12 bulan, tengkurapkan bayi dengan posisi kepala lebih rendah daripada bokongnya. Sementara itu, penolongnya posisi duduk.
Satu tangan penolong menyanggah leher anak, kemudian tangan lainnya menekan punggung bayi, tepatnya di antara belikat, dengan ujung telapak tangan. Jika lima back blows tidak berhasil, ubah posisi bayi menjadi terlentang kemudian lakukan chest thrusts.
Caranya, beri penekanan di tengah tulang dada dengan menggunakan dua jari. Ini untuk memberikan tekanan untuk saluran napas di bawahnya untuk melepaskan sumbatan.
Baca Juga: Berbahaya? Ini Efek Samping Booster Vaksin Covid-19 Pfizer, Ternyata…
Pada anak di atas 12 bulan, chest thrusts bisa diganti dengan abdominal thrusts. Penolong cukup menggenggam tangannya kemudian pegang dengan tangan ke dua. Kepalkan di bagian bawah dada anak kemudian beri tekanan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: