Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dosen UI Keras! Penegakan Syariat Islam di Indonesia Nggak Masuk Akal, Banyak Aturan Tak Relevan

        Dosen UI Keras! Penegakan Syariat Islam di Indonesia Nggak Masuk Akal, Banyak Aturan Tak Relevan Kredit Foto: Instagram/Ade Armando
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dosen komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, kembali membuat heboh dengan menyoroti penerapan syariat Islam di Indonesia.

        Ia menilai Aceh merupakan wilayah yang berhasil memberlakukan syariat Islam di wilayahnya. Namun, ia menyatakan tetap konsisten menolak penegakan syariat Islam di Indonesia.

        Baca Juga: Ade Armando Geram Sejadi-jadinya, Hei 7 Fraksi yang Memboikot, Dapat Apa Sih dari Anies?

        “Contoh terbaik wilayah di Indonesia yang menerapkan syariah adalah Aceh. Saya sih tidak mau Indonesia menegakkan syariah,” tulisnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat Jumat (29/10/2021).

        Adapun dalam cuitannya ia membagikan video pandangannya soal kemungkinan pemberlakuan syariat Islam di Tanah Air, di kanal YouTube Cokro TV. 

        Baca Juga: Ucapan Yahya Waloni Lembut Banget Pas Minta Maaf, Respons Ade Armando: Ini Pelajaran...

        Baginya, syariat Islam tidak cocok diterapkan di Indoensia, bahkan ia meyakini penegakan syariat Islam hanya akan menimbulkan banyak masalah karena Indonesia adalah negara yang kaya keberagaman.

        “Buat saya, bila aturan-aturan dan hukum itu kini harus kita jalankan Indonesia pada abad ke-21, maka akan menimbulkan banyak masalah,” tuturnya.

        Lebih lanjut, ia menilai aturan dan hukum yang ada dalam Al-Quran dan Hadis adalah sesuatu yang hanya bisa dipahami berdasarkan konteks sejarahnya.

        “Dengan kata lain, aturan dan hukum yang ada dalam Al-Quran  dan Hadis, banyak sekali yang tidak relevan dengan kondisi kita saat ini. Jadi tidak masuk akal bagi kita untuk memperjuangkan penegakannya di Indonesia,” katanya.

        Seperti contoh, yakni soal budak. Dalam Al-Quran, diterangkan bahwa seorang pria tidak perlu menjaga kemaluannya pada budak perempuannya.

        “Dan ini kemudian diartikan sebagai izin bagi pria untuk meniduri budak perempuannya tanpa harus dalam ikatan pernikahan,” lanjutnya.

        Ia pun menekankan perlunya memahami teks tersebut hadir dalam sebuah episode sejarah di mana perbudakan memang sesuatu yang lazim dan dibenarkan secara moral.

        “Kalau Anda tetap ingin menegakkan syariat Islam, silakan saja. Saya jelas tidak,” tegasnya

        “Ayo kita terus gunakan akal sehat. Karena hanya kalau kita gunakan akal sehat, kita akan selamat,” tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: