Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aksi Moeldoko Jembatani Asosiasi Petani Sawit dan Dubes UNI Eropa Diapresiasi

        Aksi Moeldoko Jembatani Asosiasi Petani Sawit dan Dubes UNI Eropa Diapresiasi Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Langkah Kepala Staf Presiden, Moeldoko menjembatani dan memfasilitasi petemuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, mendapat apresiasi Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW).

        Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif IBSW, Nova Andika, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/11/2021).

        Menurutnya langkah Moeldoko memberi secercah harapan bagi para petani sawit di Indonesia. “Bersyukur sekali pertemuan para petani kelapa sawit dengan Dubes Uni Eropa terjadi. Semoga ini menjadi langkah awal menjawab pertanyaan besar para petani kelapa sawit kita,” ujarnya. 

        Baca Juga: Meskipun Harga Sawit Mahal, Petani di Aceh Ini Tetap Maksimalkan Potensi Kebunnya

        Sebelumnya pada tahun 2018, Uni Eropa memberikan sebagaimana dilansir situs resmi Europa.eu, menetapkan Renewable Energy Directive (RED) II dan telah menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 40 persen pada tahun 2030.

        Baca Juga: Pemprov Bengkulu: Perkebunan Sawit yang Menjadi Andalan Bengkulu

        Selain itu, lembaga studi kebijakan dan kampanye lingkungan di Eropa menyebutkan bahwa proses produksi biodiesel sawit menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat besar. 

        Kendati demikian, dari audiensi ini, Nova menilai para petani dapat menyiapkan upaya-upaya konkret agar kelapa sawit bisa tembus ekspor Eropa.

        Dari pertemuan yang diprakarsai KSP Moeldoko, Nova menyatakan bahwa yang dipermasalahkan Uni Eropa adalah soal keberlanjutan biofuel yang berasal dari kelapa sawit, bukan pada kelapa sawitnya.

        “Penegasan dari KSP Moeldoko benar benar membuka mata teman teman Asosiasi," lanjutnya.

        Itu berarti lanjut Nova, Uni Eropa masih membutuhkan kelapa sawit. “Toh pada akhirnya mereka juga yang sangat butuh. Hal ini terbukti terjadi kenaikan sekitar 26% pada 2020.” tambahnya.

        “Kita juga mendukung dan sama berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Agar win win solution, Uni Eropa sebaiknya memberikan knowledge transfer kepada para petani Indonesia agar dapat tembus pasar Eropa. Jika itu bisa, maka kebutuhan akan kelapa sawit Eropa akan terpenuhi dari ekspor kelapa sawit Indonesia,” terangnya.

        Nova mengungkapkan bahwa sektor kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu andalan dan dapat menambah kas masuk negara. Dia pun berharap apa yang dilakukan Moeldoko membuat geliat ekspor kelapa sawit nasional semakin naik dan menumbuhkan ekonomi nasional.

        "Yang jelas langkah Pak Moeldoko ini sangat penting dalam konteks ekonomi nasional dan masa depan kelapa sawit kita," pungkasnya.

        Sebelumnya, diberitakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menerima audensi dan memfasilitasi pertemuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Senin (8/11/2021). Pertemuan tersebut dilakukan di Gedung Bina Graha Jakarta guna mencari titik temu terkait permasalahan sawit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: