Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengubah Gaya Hidup Bisa Kurangi Risiko Anda Terkena Stroke, Bagaimana Caranya?

        Mengubah Gaya Hidup Bisa Kurangi Risiko Anda Terkena Stroke, Bagaimana Caranya? Kredit Foto: Pexels/Micah Boerma
        Warta Ekonomi -

        Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia berdasarkan riset kesehatan Kementerian Kesehatan pada 2018. Stroke adalah kondisi medis serius yang memengaruhi jutaan orang setiap tahun.

        Strok terjadi ketika suplai darah ke bagian otak berkurang. Intervensi medis yang tepat waktu sangat penting untuk mengurangi kerusakan otak dan komplikasi lainnya.

        Baca Juga: Catat! Ini Saran Dokter untuk Mengatasi Diabetes dan Depresi yang Saling Berkaitan

        Faktor gaya hidup dapat mencegah risiko terkena stroke. Ahli Ayurveda Dr Dixa Bhavsar dalam sebuah postingan Instagram menjelaskan, penyakit jantung dan strok bak memiliki garis keturunan yang sama.

        Keduanya muncul dari campuran alam (gen), pengasuhan dan lingkungan, serta pilihan pribadi (merokok atau olahraga dan lainnya). Jadi, gaya hidup seseorang dapat menunjukan apakah dia akan mengalami strok atau tidak di masa depan.

        "Gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko satu hingga 80 persen. Tidak ada obat, alat, atau intervensi lain yang bisa mencegah itu (strok)," kata Bhavsar, dilansir Indian Express, Senin (8/11).

        Baca Juga: Ingat Ya... Telinga Berdenging Bukan Berarti Lagi Diomongin, tetapi karena...

        Ingin terhindar dari stroke? Bhasvar merekomendasikan untuk mengubah gaya hidup."Antara lain dapat dengan menurunkan berat badan, kontrol tekanan darah, jaga kadar kolesterol, atasi diabetes, berhenti merokok, berhenti konsumsi alkohol, dan olahraga secara teratur," jelas Bhavsar.

        Lebih lanjut, Bhavsar berbagi cara sederhana untuk mengidentifikasi gejala strok. Dia merujuk pada akronim FAST yang dikembangkan oleh The National Stroke Association. Cara ini dapat menujukan apakah seseorang punya potensi strok atau tidak.

        Baca Juga: Bukan Main... Survey Menunjukkan Covid-19 Tak Buat Orang Indonesia Berhenti Merokok

        • Face (wajah): apakah salah satu sisi wajah turun saat tersenyum?
        • Arms (lengan): Coba angkat kedua lengan ke atas, apakah salah satunya turun ke bawah?
        • Speech (berbicara): apakah ucapan terdengar tidak jelas atau terdengar aneh?
        • Time (waktu): Bersegera mencari bantuan.

        "Jika salah satu dari tanda-tanda ini dialami seseorang, maka mendapat bantuan dalam waktu tiga jam dapat membuat perbedaan antara pemulihan penuh, cacat permanen, atau bahkan kematian,” jelas Bhavsar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: