Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Korea Selatan Kasih Diskon Rp1,99 Triliun untuk Indonesia dalam Proyek Jet Tempur KF-21

        Korea Selatan Kasih Diskon Rp1,99 Triliun untuk Indonesia dalam Proyek Jet Tempur KF-21 Kredit Foto: Korea Aerospace Industries
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Indonesia akan mengurangi pembayaran sekitar 100 miliar won (Rp1,99 triliun) menjadi 1,6 triliun won untuk proyek jet tempur bersama dengan Korea Selatan, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan mengatakan, Senin (15/11/2021).

        Program KF-21 adalah program Indonesia untuk mendapatkan 20 persen saham dan pengetahuan teknologi sementara Korea Selatan memegang sisanya. Program bertujuan untuk memproduksi jet secara massal pada awal 2027, tetapi Indonesia hampir tidak membayar kontribusinya untuk proyek tersebut, yang bernilai setidaknya 8 triliun won.

        Baca Juga: Kelanjutan Jet Tempur KF-21: Indonesia Incar Saham dan Alih Teknologi, Korea Selatan Pegang Sisanya

        Seperti dilansir The Korea Herald, pengurangan pembayaran Indonesia sejalan dengan pengurangan pajak untuk semua “aset pertahanan” yang DAPA, pembeli senjata utama negara, berikan dan itu tidak ada hubungannya dengan meringankan beban di Jakarta, menurut seorang pejabat senior DAPA.

        “Penunjukan itu memakan waktu lebih lama dari yang kami kira. Indonesia juga tahu bahwa mereka harus menandatangani kontrak baru ketika penunjukan itu dilakukan,” kata pejabat itu, seraya menambahkan Jakarta akan membagikan kontribusinya hingga 2026, dan 30 persennya akan berupa transfer barang.

        Pejabat itu mengutip sumber daya alam, seperti minyak sawit, bersama dengan produk industri sebagai barang yang diharapkan, menambahkan rencana untuk menjalankan semua tes penerbangan yang diperlukan, yang dijadwalkan hingga 2026 sebelum produksi, tetap tidak terpengaruh.

        Korea Selatan mengharapkan untuk membangun 120 jet, sedangkan Indonesia akan bertanggung jawab untuk 48 unit.

        “Kami berencana untuk menguji radar jet bulan ini, pada pesawat Boeing 737 yang dipinjam di Afrika Selatan,” kata pejabat DAPA. Badan tersebut harus menunggu sampai tahun depan jika ingin menjalankan tes pada jet prototipe di sini, menurut pejabat itu.

        “Kami akan melakukan tes di sini dengan jet asli, setelah menjalankan awal di sana,” tambah pejabat itu, mengatakan bahwa tes mesin jet akan berlangsung juga saat agensi bersiap untuk meluncurkan prototipe dua kursi pertama tahun ini. Semua jet prototipe yang terungkap sejak April hanya memiliki satu kursi.

        Namun pejabat DAPA mengatakan badan tersebut masih memiliki jalan panjang untuk memasang sistem senjata di jet tersebut. Militer mencoba menggunakan suku cadang lokal tidak hanya untuk jet itu sendiri, tetapi juga untuk rudal di atas kapal.

        “Saya akan mengatakan itu berjalan sangat baik dengan rudal udara-ke-udara. Tetapi kami belum membuat banyak langkah di bidang rudal udara-ke-permukaan atau anti-kapal. Kami membutuhkan lebih banyak waktu,” kata pejabat itu.

        Indonesia akan diberikan satu dari enam jet prototipe dan pengetahuan teknologi setelah selesai membayar penuh 1,3 triliun won, dengan biaya keterlambatan, yang harus dibayar ke Korea.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: