WE Online, Jakarta - Wacana Presiden Joko Widodo untuk menaikkan harga BBM bersubsidi masih menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Pengamat Ekonomi Rizal Ramli melihat masih banyak cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk bisa mengendalikan konsumsi BBM. Salah satu terobosan yang ditawarkan adalah menghapus premium.
"Hapuskan produk yang namanya premium karena oktannya terlalu tinggi sekitar 88. Dengan oktan yang tinggi ini membuat mobil bagus dan mewah mau pakai premium. Kita ciptakan produk baru sendiri namanya BBM rakyat di mana oktannya lebih rendah menjadi 83" kata Rizal di Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Dengan oktan yang rendah, lanjut Rizal, akan membuat kalangan menengah yang memiliki mobil mewah tidak akan memakai BBM bersubsidi lagi atau BBM rakyat. Ia juga meyakini BBM rakyat dapat menurunkan volume penggunaan BBM bersubsidi hingga 35-40% dari total volume BBM.
"Kalau kalangan atas tetap memakai BBM rakyat ini maka mesinnya akan rusak. Dengan ini ada pihak yang terlindungi, yaitu rakyat miskin dan hampir miskin," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: