Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mencekam, Suasana Kota Terbesar di Kazakhstan Seperti dalam Film-film Kiamat

        Mencekam, Suasana Kota Terbesar di Kazakhstan Seperti dalam Film-film Kiamat Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, London -

        Kota terbesar di Kazakhstan, Almaty, seperti terlihat dalam film-film berlatar bencana masif atau kiamat.

        Berkeliling dengan naik kendaraan pada Jumat pagi, masih tercium aroma mobil-mobil yang hangus terbakar.

        Baca Juga: Kazakhstan Mulai Kewalahan Urus Pertambangan BTC, Spanyol Kini Ambil Giliran

        Hanya segelintir orang lalu-lalang di jalanan, banyak yang terlalu takut meninggalkan rumah.

        Tentara dan polisi memblokir tempat-tempat penting di kota, yang tempo hari menjadi titik fokus aksi protes terhadap pemerintah.

        Ketika kami mendekati kerumunan tentara di alun-alun, mereka meneriaki kami dan melepaskan tembakan peringatan ke udara, memperingatkan agar kami tidak mendekat.

        Saya sudah berulangkali ke Almaty selama bertahun-tahun. Biasanya kota ini ramai, dimana-mana banyak tumbuh-tumbuhan hijau dan gampang menemukan tempat makan dan minum.

        Dan saat ini, bangunan pertokoan dan bank telah dijarah atau dihancurkan. Butuh banyak waktu untuk memulihkan semua ini.

        Sebagian besar kerusakan terjadi di sekitar alun-alun besar yang didatangi pertama kali oleh pengunjuk rasa ketika demonstrasi dimulai.

        Gedung-gedung media di sekitarnya diserang dan kantor wali kota dibakar. Saat ini suasananya gelap gulita, ditelan asap hitam yang membumbung.

        Kami tidak melihat adanya tanda-tanda kemunculan aksi protes lanjutan pada Jumat.

        Hanya sekelompok kecil orang yang berkumpul di dekat bangunan yang luluh lantak untuk mengambil foto melalui ponsel mereka.

        Tapi kami masih bisa mendengar suara tembakan dan ledakan, yang mungkin merupakan granat kejut.

        Ketika saya pertama kali datang, saya pikir ada kabut. Namun kemudian kami menyadari itu kemungkinan asap dari granat dan kembang api.

        Sejumlah warga yang saya ajak bicara menyebut mereka terkejut dan marah.

        Protes ini belum pernah terjadi sebelumnya di Kazakhstan, dan banyak orang di sini tidak memperkirakan bahwa aksi protes itu menyebar dan berubah menjadi kekerasan yang begitu cepat.

        Beberapa dari mereka yang saya wawancarai terlihat gembira melihat pasukan militer datang dari Rusia dan negara-negara tetangga lainnya.

        Mereka berharap kehadiran pasukan itu akan memulihkan ketertiban.

        Seorang perempuan mengatakan kepada saya bahwa pemerintah seharusnya bersikap lebih tegas sejak awal.

        "Jika mereka menghadirkan pasukan sejak awal, saya yakin kerusuhan ini tak akan terjadi," katanya.

        "Barangkali mereka khawatir bakal dihujat, bahwa mereka menggunakan senjata. Tetapi Anda lihat sekarang apa yang akibat dari pendekatan yang ditempuh selama ini."

        Namun di tengah kemarahan atas aksi kekerasan tersebut, ada juga simpati bagi para pengunjuk rasa.

        Tidak sedikit para demonstran berasal dari kawasan pedesaan, di mana gajinya rendah dan kehidupan mereka sulit.

        "Saya mengerti tuntutan para pengunjuk rasa," ujar seorang pria, juru masak berusia 22 tahun.

        "Kita bisa melihat gaji kita tidak bertambah dan sebagian besar penduduk pontang-panting demi hidup.

        Tapi sekarang ini terjadi penjarahan dan pengrusakan, sehingga rakyat kebanyakan kini menderita. Itu harus dihentikan."

        Warga Almaty saat ini menghadapi kekurangan makanan, karena berbagai supermarket besar tutup.

        Toko yang buka hanya menerima uang tunai, tetapi sulit mencari tempat untuk menarik uang. Tidak ada internet dan bahkan mendapatkan taksi tampaknya terlalu berisiko.

        Dengan akses internet dan telepon tidak berfungsi dengan baik, sulit mengetahui apa yang terjadi di luar kota.

        Ada berbagai macam rumor beredar di masyrakat dan tidak mungkin untuk memastikan kebenarannya.

        Masyarakat Kazakhstan belum pernah melihat aksi protes sebesar ini. Ada kasus kerusuhan sebelumnya, tetapi sebagian besar terlokalisasi.

        Tidak satu pun aksi-aksi protes sebelumnya yang mengakibatkan bandara utama diserang.

        Rencana menaikkan harga bahan bakar menjadi pemicu utama di balik unjuk rasa belakangan, namun ada juga ketidakpuasan meluas terhadap pemerintah.

        Setelah pengunduran diri presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, yang menjabat sejak kemerdekaan hingga 2019, rakyat berharap pemimpin yang baru, Kassym-Jomart Tokayev akan membawa perubahan.

        Harapan ini kandas. Secara khusus, penggantian nama ibu kota Astana menjadi Nur-Sultan, guna menghormati mantan pemimpin itu, adalah bukti bagi banyak orang bahwa elit lama masih berkuasa.

        Bagaimanapun, situasi saat ini relatif tenang dan pihak berwenang tampaknya sudah memegang kendali.

        Namun demikian jika protes ini telah berakhir saat ini, ketidakpuasan akan tetap ada. Mungkin akan ada percikan lain yang bakal menjadi pemicu yang baru.

        Informasi mendasar tentang Kazakstan

        Dimana letaknya? Kazakhstan berbatasan dengan Rusia di utara dan China di timur. Ini adalah negara besar yang wilayahnya seukuran Eropa Barat.

        Mengapa negara ini penting? Negara ini adalah bekas republik Soviet yang warganya mayoritas Muslim. Adapun warga Rusia merupakan minoritas tetapi jumlahnya besar.

        Kazakstan memiliki sumber daya mineral yang besar. Sebanyak 3% dari cadangan minyak dunia ada di negara ini. Sektor batu bara dan gas merupakan sumber daya mineral yang penting.

        Kenapa negara ini menjadi berita? Kerusuhan dilatari masalah bahan bakar minyak, yang kemudian meningkat menjadi protes berskala lebih luas terhadap pemerintah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: