Sejak tahun 2016 hingga 2021, ekspor kopi asal Jabar mencapai 40 juta dolar AS. Melihat potensi tersebut, Provinsi Jawa Barat menjadi tuan rumah Cup of Excellence (CoE) 2021, Kamis dan Jumat (27-28/1/2022). CoE merupakan event internasional level paling bergengsi di kalangan industri spesialis kopi yang bertujuan untuk mencari kopi berkualitas tinggi dari sebuah negara penghasil kopi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar (BI Jabar) Herawanto mengatakan, Indonesia sebagai negara pertama di Asia yang menyelenggarakan CoE sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara produksi kopi terbesar di dunia yang dibuktikan sebagai negara pengekspor kopi peringkat empat dunia di tahun 2021.
Baca Juga: Omicron Meluas, Sekolah Tatap Muka di Jabar Tak Dihentikan
"CoE akan menjadi pembuka jalan bagi petani kopi Indonesia termasuk Jawa Barat untuk melakukan ekspor dan menjual produk kopi melalui berbagai marketplace dalam jangkauan yang lebih luas dari sebelumnya," kata Herawanto kepada wartawan di Bandung, Jumat malam (28/1/2022).
Selain itu, kata Herawanto, melalui kegiatan ini, diharapkan pasar domestik penjualan kopi menjadi makin berkembang dan kuat untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Terpilih 32 kopi dari berbagai daerah di Indonesia sebagai CoE Winners, 10 di antaranya merupakan kopi dari Jawa Barat," ujarnya.
Secara rinci, 26 kopi dinobatkan sebagai CoE Winners, merupakan kopi dengan raihan cupping score minimal 87, dan enam jenis kopi lainnya memiliki memiliki rentang cupping score 85-86,99 dan berstatus sebagai National Winners.
Selanjutnya, ke-32 jenis kopi tersebut akan mengikuti lelang internasional secara virtual. Hingga saat ini, tercatat 120 pembeli potensial dari 27 negara telah terdaftar untuk mengikuti proses lelang.
"10 dari ke 32 CoE Winners ini adalah kopi dari Jawa Barat, dua di antaranya berasal dari kopi Wanoja dan satu dari kopi Mahkota, Garut yang telah mengimplementasikan budidaya kopi berbasis konservasi alam atau yang disebut agroforestry," jelasnya.
Herawanto menambahkan, dalam jangka panjang, target dari rangkaian kegiatan seperti COE ini adalah untuk meningkatkan kualitas kopi Indonesia agar dapat bersaing di kancah internasional dan dapat menjadi percontohan bagi wilayah lain.
"Mengembangkan pertanian kopi serta industri pariwisata berkelanjutan dalam rangka mendukung sustainable agriculture dan green economy, serta mengoptimalkan ekspor kopi Indonesia dan mendorong substitusi impor kopi untuk mendukung industri kopi dalam negeri sekaligus berkontribusi memperbaiki defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Adapun Asisten Administrasi dan Umum Setda Pemprov Jabar Fery Sofwan Arif mengatakan, di masa pandemi, industri UKM kopi bahkan menjadi salah satu bagian dari pemulihan ekonomi pasca-Covid-19.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Pertanian RI, menggalang Gerakan Tanam Kopi (Gertak) di lahan seluas 1.300 hektare di sejumlah wilayah. Telah disiapkan bibit kopi sebanyak 1,3 juta pohon.
"Dari 2014 hingga 2021, sekitar 15 juta bibit kopi sudah disebarkan di 13 kabupaten dan kota. Sudah ada yang panen dan menjadi bagian dari ekspor kopi Jabar," katanya.
Menurutnya, saat ini luas tanam kopi di Jabar mencapai hampir 50 ribu hektare dan menghasilkan 22.280 ton kopi. Ada 13 jenis kopi yang ditanam di Jabar.
"Saya mengapresiasi event CoE Winners ini. Menjadikan kopi Jabar makin kompetitif. Efek domino dari pertanian kopi sudah dirasakan, dari kalangan petani hingga pengusaha besar dan kecil," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: