Jika berbicara limbah sawit, terdapat dua bentuk limbah kelapa sawit, yaitu padat dan cair. Limbah padat berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang kelapa sawit, bungkil sawit, dan batang sawit, sedangkan limbah cair berupa air buangan yang dihasilkan oleh pabrik sawit.
Melansir laporan PASPI pada Rabu (2/2/2022), TKKS, batang sawit, dan bungkil sawit ini berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos karena mengandung nitrat, fosfat, magnesium, dan potassium.
Baca Juga: Adanya Anomali di 2021, Begini Proyeksi Produksi Minyak Sawit Tahun 2022
Data PASPI mencatat, bungkil inti sawit mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan limbah lainnya dengan kandungan protein kasar 15 persen dan energi kasar 4.230 kkal/kg sehingga dapat berperan sebagai pakan penguat (konsentrat).
Dalam usaha peternakan sapi potong, pakan merupakan komponen biaya produksi tertinggi dengan kisaran 65-75 persen. Tingkat produksi dan reproduksi sapi potong di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan di daerah temperate.
"Hal tersebut disebabkan ketersediaan dan pemberian pakan tidak mencukupi kebutuhan ternak, baik untuk hidup pokok maupun produksi," catat laporan PASPI.
Untuk meningkatkan produksi ternak tersebut, tidak cukup hanya dengan memberikan rumput alam saja, tetapi perlu adanya pakan tambahan. Produk samping industri kelapa sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti pelepah, daun, TKKS, serat perasan, lumpur sawit, dan bungkil sawit patut untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk pakan ternak, terutama sapi potong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: