Omicron Ngamuk, RS di Amerika Serikat Kewalahan Tangani 150.000 Pasien Perhari
Pertambahan kasus Covid-19 varian Omicron membuat rumah sakit di Amerika Serikat kewalahan menangani pasien yang membludak. Banyak pasien akibat Covid-19 yang mengamuk, menanti di ruang tunggu. Namun jumlah dokter, perawat, bahkan tempat tidur di rumah sakit tidaklah cukup.
"Muncul pikiran, apa yang akan terjadi dengan pasien yang sudah menunggu di rumah sakit dan bagaimana kami akan menangani mereka, bagaimana kami bisa memenuhi kebutuhan pasien kami?" ujar dr Morgan Eutermoser dilansir ABCNews, kemarin.
Baca Juga: Omicron Meluas, Pemerintah Malah Berencana Pangkas Masa Karantina jadi Lima Hari
Belakangan ini, setiap kali dr Morgan menuju Unit Gawat Darurat di rumah sakit Denver Health tempatnya bekerja, setidaknya 60 pasien sudah ada di ruang tunggu.
Sementara itu di Boston, dokter UGD di rumah sakit Brigham and Women's, dr Jeremy Faust mengatakan, kondisi yang menyulitkan ini memaksanya untuk mengirim pasien pulang lebih awal dari seharusnya.
"Kalau rumah sakit sedang dalam kondisi yang sangat, sangat penuh, kami terpaksa harus memulangkan pasien meski merasa tidak enak," katanya.
"Kami hanya akan merawat pasien yang terlihat sangat, sangat sakit," imbuhnya.
Dokter Jeremy yang juga mengelola situs untuk melacak kapasitas rumah sakit di seluruh Amerika mengatakan sebagian besar fasilitas RS di negara tersebut beroperasi dengan kapasitas penuh karena wabah Omicron, namun masih berusaha untuk bertahan.
"Di kondisi normal, rumah sakit bisa 90, 95, 99 persen penuh namun tidak pernah sampai terlalu penuh karena pasti menemukan cara untuk menambah jumlah tempat tidur," ujarnya.
Namun untuk pertama kalinya selama pandemi, rumah sakit di AS terancam menjadi terlalu penuh. "Pada satu titik, jika pasien mulai terbengkalai, akan muncul situasi mengerikan, yang sejauh ini bisa kami hindari, namun sudah pernah terjadi di sisi lain dunia," ujarnya.
Di Amerika Serikat, jumlah pasien yang dirawat karena Covid-19 mulai menurun apalagi sejak kasus Omicron mencapai puncak. Namun masih ada 150.000 pasien yang dirawat di rumah sakit di seluruh AS setiap harinya. Lebih banyak dari periode mana pun selama pandemi.
Menurut temuan dr Jeremy, kondisi rumah sakit di beberapa wilayah AS lebih buruk dari yang lainnya, terutama yang tingkat vaksinasi warganya rendah. Kekhawatiran tetap ada bahkan ketika tingkat vaksinasi di daerah tertentu sudah tinggi.
Menurutnya, yang sering terinfeksi adalah para ibu hamil yang tidak mau divaksinasi karena khawatir vaksin dapat membahayakan janin mereka.
"Ini masalah serius karena banyak ibu hamil yang terancam hidupnya saat terpapar virus Corona," ujarnya.
"Ketika terinfeksi, ibu hamil terancam terkena penyakit kehamilan sampai kematian janin."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: