Mewah! Mansion Seharga Rp716 M Milik Roman Abramovich Disebut Bakal Jadi Aset Pertama yang Disita AS
Sebuah rumah besar di Pegunungan Rocky yang dimiliki oleh oligarki Rusia Roman Abramovich kemungkinan akan menjadi salah satu aset pertama yang dibekukan oleh pemerintah AS. Ini pun jika hal tersebut disetujui oleh Gedung Putih sebagai tanggapan atas perang di Ukraina.
Di antara banyak real estat yang dimiliki Abramovich adalah mega-rumah modern seluas 14.000 kaki persegi di atas lahan seluas 200 hektar di Snowmass, Colorado, tepat di luar Aspen.
Taipan Rusia kaya raya ini membeli properti itu pada 2008 seharga USD36,5 juta (Rp523 miliar). Pialang lokal mengatakan properti itu kemungkinan akan terjual lebih dari USD50 juta (Rp716 miliar) karena harga yang melonjak, menjadikannya rumah termahal kedua yang pernah dijual di daerah Aspen.
Baca Juga: Terciduk! Roman Abramovich Diam-diam Investasi Pakai Perusahaan Lain ke Amerika!
“Ini adalah properti yang luar biasa, dan sangat langka,” kata Riley Warwick, salah satu pendiri tim pialang Saslove & Warwick di Douglas Elliman Real Estate yang berbasis di Aspen. “Banyak klien saya yang menanyakan hal itu.”
Mengutip CNBC International di Jakarta, Senin (21/3/22) Abramovich juga memiliki rumah bergaya chalet seluas 5.500 kaki persegi di Snowmass Village yang dia beli pada tahun 2008 seharga USD11,8 juta (Rp169 miliar), menurut catatan properti setempat.
Properti itu tidak jauh dari rumahnya yang lebih besar. Kemungkinan rumah tersebut berfungsi sebagai wisma, rumah penjaga atau rumah ski, karena berada di sebelah lereng, menurut broker lokal.
Para ahli mengatakan properti adalah target utama pembekuan aset jika Abramovich diberi sanksi. Tidak seperti kebanyakan real estat milik oligarki di AS, properti Snowmass dibeli dan tetap atas nama Abramovich.
Untuk diketahui, pemerintah dapat lebih mudah dan cepat menyita aset yang berada di bawah kepemilikan resmi individu yang terkena sanksi, karena mereka tidak harus melalui prosedur hukum untuk menentukan kepemilikan.
Sebagian besar real estat AS yang dimiliki oleh miliarder dan oligarki Rusia ditahan melalui perusahaan cangkang anonim atau LLC untuk menyembunyikan kepemilikan mereka yang sebenarnya.
Banyak oligarki juga mentransfer properti AS mereka dalam beberapa tahun terakhir kepada kerabat atau rekanan. Abramovich mengalihkan kepemilikan tiga townhouse Manhattan kepada mantan istrinya Dasha Zhukova pada 2018.
Sebagaimana diketahui, Abramovich telah dikenai sanksi di Inggris dan Kanada tetapi tidak di Uni Eropa atau AS. Gedung Putih saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan memasukkan Abramovich dalam putaran sanksi berikutnya.
Penduduk setempat mengatakan Abramovich dulu memiliki citra yang tinggi di kota. Ia perna menjadi tuan rumah pesta Malam Tahun Baru pada tahun 2008 yang menampilkan Pussycat Dolls.
Namun, selama dekade terakhir, Abramovich berada di luar pusat perhatian lokal. Pemilik bisnis lokal dan penduduk mengatakan dia jarang berkunjung.
Meski demikian, properti ini cocok untuk privasi, dikelilingi oleh 200 hektar di ujung jalan pegunungan yang terpencil dan sempit dengan hanya satu rumah lainnya. Abramovich dapat dengan mudah berkendara selama 15 menit dari jet pribadinya dan tinggal di rumahnya tanpa pengawasan publik, kata penduduk setempat.
"Rumah itu sangat pribadi dan dipindahkan," kata pialang real estat Warwick. "Dia bisa dengan mudah menyelinap masuk dan keluar tanpa ada yang memperhatikan."
Jika Abramovich diberi sanksi, Satuan Tugas KleptoCapture Departemen Kehakiman AS yang baru akan mungkin dapat membekukan properti, tetapi tidak merebutnya atau mengambil kepemilikan. Selain itu, disebutkan bahwa banyak yang mengincar rumah tersebut. Adapun harga jual rata-rata sebuah rumah di Aspen sekarang mencapai rekor USD13 juta (Rp186 miliar).
“Banyak klien saya menanyakan status rumahnya, dan apakah sudah dibekukan,” kata Warwick. “Belum ada informasi.”
Warwick mengatakan pialang yang haus akan listing juga kemungkinan telah menghubungi Abramovich untuk membuatnya menjual.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: