Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lagi! Usulan Bubarkan IDI Buntut Pemecatan Terawan Kembali Mendengung, Kali Ini dari Legislator PDIP

        Lagi! Usulan Bubarkan IDI Buntut Pemecatan Terawan Kembali Mendengung, Kali Ini dari Legislator PDIP Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menyampaikan pernyataan tegas saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang dihadiri pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Komleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4). Legislator PDIP itu memulai pernyataannya dengan menegaskan bubarkan IDI. 

        "Saya menyampaikan dimulai dari dua kata dahulu, bubarkan IDI," kata Rahmad dalam RDPU, Senin (4/4/2022).

        Hanya saja, dia mengeklaim narasi membubarkan IDI bukan berasal dari dirinya pribadi. Namun, klaim Rahmad, berasal dari suara rakyat yang disampaikan di media sosial. 

        Baca Juga: Menko Luhut Pasang Badan Buat Dokter Terawan, Kalimatnya Tegas!

        "Itu bukan dari saya, bukan dari Rahmad Handoyo, bukan," lanjut Rahmad.

        Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan V Jawa Tengah itu mengatakan narasi bubarkan IDI dari rakyat seharusnya menjadi evaluasi bagi organisasi yang dipimpin Dokter Adib Khumaidi itu. Setidaknya, lanjut Handoyo, IDI perlu melayangkan perbaikan agar suara pembubaran tidak lagi didengungkan publik.

        "Itu suara netizen, begitu menggelora bubarkan IDI, saya kaget ada apa sampai sebegininya gitu," ujar Rahmad.

        Baca Juga: Nahloh, Gara-Gara Dipecat IDI, Kini Terawan Disebut Malu

        Dia menuturkan, narasi bubarkan IDI sebenarnya berawal dari keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang menyarankan organisasi profesi itu memecat Terawan Agus Putranto. Dia merasa ada suatu keanehan dari keputusan MKEK merekomendasikan IDI memecat Terawan yang didasarkan dari sisi subjektivitas.

        "Kenapa rakyat mengatakan itu, banyak hal yang demikian parah, kenapa tidak diambil ranah IDI, misal oknum dokter yang bermain mata dengan perusahaan farmasi, itu juga etik, ada malapraktik itu juga tidak sebatas etik lagi, tetapi sepertinya bebas-bebas saja," kata Rahmad.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: