Heboh Pengakuan Angelina Sondakh, Refly Harun Singgung Tak Ada Presiden 'Berhasil' Berantas Korupsi

Angelina Sondakh atau biasa disapa Angie mendapat sorotan beberapa waktu terakhir ini. Bagaimana tidak, setelah 10 tahun akhirnya dia beebas dari penjara imbas kasus korupsi yang dulu dia lakukan.
Korupsi Mega Proyek Hambalang adalah salah satu dari sekian banyak kasus korupsi yang menggemparkan Indonesia.
Bagaimana tidak, partai asal seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakni Demokrat justru terseret karena ulah kader yang melakukan korupsi, termasuk Angelina Sondakh.
Namun, kini Angelina Sondakh sudah bebas dan telah meminta maaf yang mana mendapat sambutan hangat yang tidak sedikit.
Wawancaranya baru-baru ini di salah satu program tv swasta seakan membuka hal-hal yang selama ini masih dirasa tertutup atau bahkan mungkin sengaja ditutup-tutupi.
Mengenai heboh Angelina Sondakh ini, pakar hukum tata negara Refly Harun mengutarakan pendapatnya.
Baca Juga: Pengakuan Angelina Sondakh Menghebohkan, Eko Kuntadhi Singgung "Tokoh" Tak Tersentuh Hukum
Refly menyebut bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime), yang mana tidak pandang apakah yang melakukan berasal dari penguasa ataupun oposisi.
“Korupsi sebagai Extraordinary Crime, jadi tidak pandang dia dari kubu yang berkuasa apakah kubu oposisi, apakah kubu netral dsb,” jelas Refly dalam video di akun Youtube miliknya dikutip Kamis (7/4/22).
Refly pun berani menyebut bahwa sampai saat ini tidak ada atau belum ada presiden atau pemimpin yang berhasil memberantas soal korupsi.
Mulai dari pasca reformasi menurut Refly dengan segala kondisi yang ada hal tersebut (pemberantasan korupsi) belum bisa ditunaikan dengan maksimal oleh siapapun presidennya.
“Habibie terlalu sebentar memerintah, Gusdur dituduh dengan tuduhan korupsi walaupun tidak terbukti ataupun tidak dibuktikan, Megawati tidak terlihat berhasil, SBY selama 10 tahun juga ada kenaikan sedikit indeks persepsi korupsi namun belum berhasil, Jokowi pun sama,” tegas Refly.
Baca Juga: Jenderal Andika Bolehkan Keturunan Anggota PKI Gabung TNI, Respons Anak DN Aidit: Jelas Bukan...
Bahkan perkara korupsi ini menurut Refly tidak akan lagi memandang berasal dari partai mana atau latar belakang apa.
“Ada yang mengatakan, kalau soal suara katakanlah partai politik bisa ribut, soal calon presiden bisa ribut, tapi kalau soal uang biasanya kompak sudah tidak lagi mengenal fraksi tidak lagi mengenal asal partai politiknya,” tambah Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: