Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Sat Set Sat Set, PDIP Minta Jokowi Tiru Soeharto dalam Pilih Menterinya

        Jangan Sat Set Sat Set, PDIP Minta Jokowi Tiru Soeharto dalam Pilih Menterinya Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI Bambang Wuryanto mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak asal dalam memilih menteri.

        Tujuannya agar Jokowi berhasil meraih hasil kerja yang baik di akhir masa jabatannya pada 2024 mendatang.

        Baca Juga: Dielu-elukan Jadi Next Jokowi, Siapa Sangka Begini Respons Anies Baswedan

        Para menteri di sekeliling Jokowi juga harus bisa berkerja sesuai tugasnya. Bukan malah sibuk mewacanakan penundaan pemilu.

        “Maka kalau milih menteri ke depan, cek track recordnya. Karena dari jejak rekamnya itu akan muncul,” ujar Bambang Wuryanto, Kamis (7/4/2022).

        Pengecekan juga harus dilakukan saat calon menteri itu sejak duduk di bangku SMP sampai saat mengenyam kuliah.

        “Terus sampai bekerja dimana, dilacak terus,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP ini.

        Menurut Bambang Pacul, Jokowi bisa meniru Presiden Soeharto dalam memilih menteri.

        Sebab, Soeharto melakukan tracing atau pelacakan selama dua tahun untuk mengetahui karakter seseorang yang akan diangkap jadi menteri.

        Bahkan, kata dia, Soeharto harus menikahkan Akbar Tanjung dengan Krisnina Maharani lebih dahulu sebelum mengangkatnya sebagai menteri.

        Baca Juga: Telak! Sorot Tajam Sikap Jokowi Soal Bola Panas Pemilu, Pengamat: Kenapa Gak dari Awal!

        “Agar ada karakter yang lebih soft. Sampai begitu, lho. Tujuannya, agar Akbar Tanjung memiliki karakter lembut ketika menjabat menteri,” jelasnya.

        Menurutnya, penelusuran rekam jejak calon menteri ini cukup penting dilakukan sebelum benar-benar memilih.

        “Jika track recordnya bagus, muncul karakter integritas, muncul kompetensi. Jangan langsung prat pret. Ini juga butuh ketelitian yang cermat,” tegasnya.

        Baca Juga: Pedas! Sebut Kedatangan Ganjar Pranowo Pencitraan, Netizen: Wadas Sudah Selesai Mas!

        Luhut Disentil

        Bambang Pacul juga menyinggung Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang getol menyuarakan penundana pemilu.

        Padahal, sebagai seorang menteri, Luhut tidak memiliki kewenangan berbicara dan mengurusi pemilu, apalagi sampai menyuarakan penundaan Pemilu 2024.

        “Kalau Pak Luhut, ya monggo saja bisa evaluasi sendiri,” ucap dia.

        Anak buah Megawati Soekarnoputri ini juga menyentil dengan menyebut Luhut sebagai menteri utama.

        “Kan banyak orang yang mengatakan beliau prime minister. Menteri utama. Menko, kan menteri utama,” ujarnya.

        Akan tetapi, Bambang Pacul mengakui bahwa Luhut memang memiliki power politik yang cukup kuat.

        Baca Juga: Setelah Jokowi, Kini Giliran Puan Maharani Bersuara Soal Penundaan Pemilu

        “Orang juga paham sekali betapa Pak Luhut sangat kuat. Power politiknya kuat,” kata dia.

        Salah satu buktinya adalah ketika Luhut membatalkan penghentian ekspor batu bara oleh Presiden Jokowi.

        “Saya pikir itu klir. Orang politik juga paham. Tentu kalau dia dari sini, kita sama-sama paham. Kita memahami, kita mengerti. Tapi kita nggak bisa berbuat apapun,” lanjutnya.

        Baca Juga: Mulai Bergerilya, Gerindra Buka-bukaan Soal Sikap Prabowo Subianto Hadapi Pemilu 2024

        Luhut Diwarning

        Menurut Bambang Pacul, Luhu tidak pantas berbicara tentang pemilu karena memang itu bukan wewenang dan tugasnya.

        “Tugasmu sebagai menteri. Sudahlah enggak usah bicara itu,” ujar Bambang Pacul.

        Politisi asal Jawa tengah ini juga mengingatkan, bahwa wilayah kerja seorang menteri adalah di urusan teknis.

        “Apa iya pantes bikin ekstrem. Misal Bu Sri Mulyani bahas kepemiluan. Kontras, enggak masuk,” tegasnya.

        Karena itu, Bambang Pancul meminta Luhut dan sejumlah menteri ataupun politisi agar mengikuti instruksi Presiden Jokowi.

        Baca Juga: Politikus PDIP Nih yang Bilang: Orang Juga Paham Power Politik Luhut Kuat

        “Ikuti perintah pak Jokowi, bahwa seorang menteri ataupun politisi tidak bisa lagi mewacanakan penundaan pemilu,” ingatnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: