Dalam beberapa pekan terakhir, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Jumlah harian kasus positif mulai bisa dikendalikan seiring dengan makin banyaknya warga masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin primer (1 dan 2) serta vaksin booster / pelengkap (3).
Namun dengan jumlah yang masih di angka 35.165.470 juta jiwa yang sudah mendapatkan vaksin booster (data per tanggal 25 April 2022), hal ini tentu saja masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terlebih saat ini, Indonesia telah memasuki musim arus mudik Lebaran tahun 2022.
Baca Juga: Kimia Farma Beri Paket Sembako dan Menu Berbuka untuk Anak Yatim, Dhuafa, dan Pensiunan
Sebagai informasi, tahun 2022 ini Pemerintah Indonesia memperbolehkan warga masyarakatnya untuk pulang kampung ke kampung halamannya untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri 2022 mendatang. Kebijakan ini tentu saja disambut baik oleh masyarakat. Namun Pemerintah Indonesia juga mensyaratkan sejumlah aturan untuk para pemudik.
Diantaranya adalah, untuk warga yang baru mendapatkan 1 dosis vaksin, wajib menyertakan hasil test RT-PCR. Yang telah mendapatkan dosis ke-2, wajib menyertakan hasil rapid test Antigen, sedangkan yang telah mendapatkan vaksin booster / pelengkap, tidak harus menyertakan hasil PCR maupun antigen.
Saat menjadi pembicara dalam sebuah webinar yang mengambil tema Peran Perusahaan Bagi Karyawan Yang Mudik – Vaksinasi Booster Sebelum Mudik pada hari Selasa (26/04/2022), Andreas Heru Susanto selaku Regional Manager PT Biofarma (Persero), menjelaskan tentang alur vaksinasi gotong royong (VGR) booster. Selain itu, hadir juga perwakilan dari PT Kimia Farma Tbk., Desriwati selaku Operational Lead VGR.
Menurut Andreas Heru Susanto, vaksin primer Covid-19, kekebalannya (antibodi) turun 3-6 bulan, oleh karena itu diperlukan perlu vaksin booster untuk meningkatkan antibodi terhadap Covid-19.
Baca Juga: Bio Farma Ungkapkan 1,53 Juta Vaksin Covid-19 Berpotensi Kedaluwarsa
“Vaksin Booster harus sesuai antara vaksin primer dan vaksin booster, mendapatkan EUA BPOM, regimen vaksin booster bisa bertambah (update) sesuai data uji klinis dan EUA BPOM,” ungkap Andreas Heru Susanto.
Sementara itu dari pihak PT Kimia Farma Tbk., Desriwati menjelaskan banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menanyakan ketersedian vaksin Sinopharm di Kimia Farma. Hal ini mengingat bahwa vaksin Sinopharm dari Kimia Farma menjadi vaksin primer dan booster bagi perusahaan-perusahaan yang mengikuti program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).
“Penggunaan vaksin Covid-19 Sinopharm sebagai booster pelaksanaannya dapat mengikuti mekanisme Vaksin Gotong Royong sesuai dengan peraturan yang berlaku (Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/6424/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19),” kata Desriwati.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Formula E Bareng Anies Baswedan, Netizen: Bentar Lagi Dicap Kadrun Nih!
Lebih lanjut Desriwati menambahkan, kebutuhan vaksin booster sebelum perjalanan mudik sangat dibutuhkan agar kondisi imun tetap prima, sehat selama perjalanan panjang.
“Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan setiap tahun pada perayaan Idul Fitri. Untuk itu, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan arus mudik dapat berjalan dengan baik dan mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan. Demikian pula sektor kesehatan memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan mudik yang nyaman dengan sehat, aman dan selamat,” lanjut Desriwati.
Oleh karena itu Desriwati mengajak kepada perusahaan-perusahaan yang karyawannya belum disuntik, agar sesegera mungkin disuntik dalam program vaksinasi gotong royong (VGR) perusahaan-perusahaan.
Baca Juga: Sebut Ade Armando hingga Abu Janda Kebal Hukum, Ustaz Ini Khawatir Islam Bisa Jadi Hancur!
“Masih banyak pegawai perusahaan yang belum dilakukan booster. Oleh karena itu, pelaksanaan vaksinasi bagi pegawai perusahaan bersama dengan keluarga pegawai harus dilakukan dengan mudah sehingga dapat membantu pemerintah dalam program membantu mempercepat pencapaian pemberian vaksinasi booster,” jelas Desriwati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar