Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Legislator Kritisi Rencana Menaikkan Tarif Tiket Masuk Candi Borobudur Setinggi Langit

        Legislator Kritisi Rencana Menaikkan Tarif Tiket Masuk Candi Borobudur Setinggi Langit Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai rencana pemerintah menaikkan tarif tiket masuk wisata Candi Borobudur sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata.

        "Memang Borobudur perlu dijaga kelestariannya, tapi bukan dengan menaikkan tarif yang selangit. Itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata ini. Kepentingan konservasi dan wisata memang perlu seimbang, tapi bukan menaikkan harga setinggi itu," ujar Nuroji kepada Parlementaria, Minggu (5/6/2022).

        Baca Juga: Dosen Sejarah UGM: Naikkan Tiket Candi Borobudur secara Ugal-ugalan Hanya Akal-akalan Saja

        Politisi fraksi Partai Gerindra ini menjelaskan bahwa pembatasan jumlah wisatawan yang naik ke Candi Borobudur itu bisa dilakukan dengan membatasi jumlah pengunjung atau dengan cara bergiliran atau antre. Hal lain yang bisa dijadikan alternatif solusi pelestarian Candi Borobudur adalah dengan menutup area candi pada waktu-waktu tertentu untuk perawatan atau pengurangan beban berat candi.

        "Soal guide (pemandu wisata), dalam rapat terdahulu dengan pengelola, saya sampaikan bahwa guide-nya tidak profesional, kenapa? Karena, antara satu guide dengan yang lain, tidak sama, saat menceritakan sejarah Borobudur, dengan kata lain berbeda-beda versinya. Begitu saya tanya, ternyata guide tersebut berasal dari Palembang," ungkapnya.

        Bahkan, lanjut Nuroji, ketika ia menanyakan nama-nama gunung di sekitar Candi Borobudur, pemandu wisata tersebut tidak tahu namanya. Ditambahkannya, seharusnya untuk menjadi pemandu wisata perlu pelatihan dan pembekalan tersendiri tentang sejarah wisata candi tersebut, dan lingkungan sekitarnya.

        Dengan begitu, antara satu pemandu wisata dengan pemandu wisata yang lain satu cerita alias ada kesamaan. Yang terpenting, merupakan sejarah asli candi tersebut. "Yang tidak kalah penting, untuk memberdayakan warga sekitar atas keberadaan Candi Borobudur. Itu juga harus dilakukan penataran, pelatihan atau pembekalan terlebih dahulu," pungkasnya.

        Sebagaimana diketahui, belum lama ini Menkomaritim dan investasi mengumumkan akan membatasi pengunjung Candi Borobudur dan menerapkan tarif baru untuk tiket masuk bagi turis asing maupun lokal.

        Tak tanggung-tanggung, pengunjung lokal atau turis lokal nantinya diharuskan membayar tiket Rp750.000 untuk sekali masuk. Sementara, wisatawan mancanegara bakal dikenakan tarif US$100 atau jika dirupiahkan setara dengan Rp1.443.000 (kurs US$1=Rp14.400) atau hampir dua kali lipat dari harga tiket untuk turis lokal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: