Optimalkan Penggunaan Jagad Digital, Tapi Jangan Lupa Beri Jejak yang Positif
Perkembangan dunia teknologi tentunya menjadi salah satu kondisi dimana hari ini kita tahu bahwa teknologi informasi dan komunikasi sudah jauh melampaui kemampuan orang-orang mengikuti perkembangannya, mereka lebih cepat berkembang dan berevolusi terhadap kemampuan penggunaan media sosial dan dunia digital.
“Kita tidak hanya cukup untuk menguasai digital tetapi juga paham bagaimana mengoperasionalkan dari sisi kebijaksanaan ataupun dari sisi kehati-hatian dalam menggunakan media sosial. Karena jejak digital sejatinya begitu kita klik tombol pada saat itulah akan menjadi jejak langkah yang sulit untuk dihapus dimasa yang akan datang”.
A. Rizki Sadig, anggota Komisi I DPR RI, dalam diskusi Webinar Ngobrol Bareng Legislator, yang diadakan oleh APTIKA Kominfo dan DPRI RI, dengan tema "Ayo Sadari Rekam Jejak Digitalmu". Selasa, (7/6/2022).
Kesadaran akan rekam jejak digital pada masyarakat di Indonesia masih belum terpenuhi, masih banyak dari mereka yang belum sadar akan rekam jejak digital yang dapat menjadi bagi boomerang bagi dirinya sendiri.
Gladys Dewantari selaku Digital Marketing Specialist, mengatakan akan pentingnya kesadaran dalam menggunakan digital ataupun media sosial agar kita dapat berhati-hati menggunakannya.
“Kita harus sadar akan langkah-langkah yang kita lakukan dalam bersosial media, karena akun-akun pribadi yang kita gunakan di media sosial akan membawa nama kita dikemudian hari dan semuanya terekam," pungkasnya.
A Rizki Sadig menambahkan bahwa dunia digital sama saja seperti dunia nyata, dimana didalamnya memuat berbagai macam hal termasuk sisi positif dan negatif.
“Disisi lain kita juga haru paham bahwa dunia digital adalah seperti dunia nyata. Dunia yang didalamnya di isi berbagai macam jenis kepentingan dan segala macam niat, yang tentunya kita harus waspada dan bijaksana dalam menggunakan dunia digital ataupun media sosial. Karena hal tersebut akan menjadi sarana untuk kita terlibat pada hal-hal yang tanpa kita sadari mungkin melanggar hukum, menyakiti perasaan orang, ataupun penyebaran berita bohong," ucapnya.
Jumlah populasi generasi muda Indonesia jumlahnya sudah hampir 60%. Dunia anak muda ini seringkali kita denger dengan kata bonus demografi dimana pada dunia tersebut berisi usia-usia produktif yang bisa menciptakan kreasi baru, baik dalam dunia usaha, budaya, dan lainnya.
Jangan sampai kekuatan Indonesia dengan bonus demografi, generasi mudanya tidak bisa beradaptasi atau terbawa arus oleh hal-hal yang sifatnya instan, kita harus sadar bahwa kita punya budaya sendiri dengan segala keragaman dan kekayaan alam yang kita miliki yang seharusnya kita tingkatkan dan ekspor ke dunia luar.
"Di masa-masa yang akan datang setelah Undang-undang Perlindungan Data Pribadi disahkan, kita berkewajiban bertanggungjawab terhadap apapun yang kita posting. Jangan pernah terlambat untuk bisa menguasai dan memahami bagaimana menggunakan dan mengoptimalkan penggunaan digital untuk kepentingan-kepentingan yang positif serta produktif dan yang bisa meningkatkan kemampuan personal sehingga kreativitas bisa dimunculkan”. Tambah A. Rizki Sadig. (7/6/2022)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: