Indonesia merupakan salah satu negara pengemisi terendah dari sektor energi di dunia. Menurut data International Energy Agency/IEA (2016), total emisi gas rumah kaca (GRK) energi dunia tahun 2014 yakni 47,6 giga ton CO2. Sumber GRK global tersebut sekitar 68 persen (32,4 giga ton CO2) berasal dari sektor energi global, mulai dari proses produksi hingga konsumsi energi fosil.
Dalam sumber yang sama disebutkan bahwa sekitar 28 persen emisi GRK dihasilkan dari China, disusul Amerika Serikat (16 persen), dan Uni Eropa (10 persen). Kontribusi Indonesia dalam emisi energi dunia ialah relatif kecil yakni hanya sekitar 1,3 persen. Dengan demikian, tidak benar Indonesia merupakan kontributor terbesar emisi GRK dari sektor energi dunia.
Baca Juga: Mendorong Pemanfaatan Subsidi Energi Tepat Sasaran, Ini yang Dilakukan Pertamina
Dilansir dari laman Palm Oil Indonesia pada Jum’at (1/7), mengingat 68 persen emisi GRK total dunia berasal dari emisi energi maka untuk mengatasi masalah pemanasan global dan perubahan iklim dunia ialah dengan menurunkan konsumsi minyak fosil dari negara-negara pengemisi terbesar. Konsumsi energi dan emisi GRK negara terbesar dunia seperti China, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan India harus diturunkan untuk menyelamatkan bumi.
Data PASPI mencatat, kontribusi pertanian dunia hanya menyumbang 11 persen dan industri 7 persen. Sektor lainnya yakni sebesar 14 persen yang di dalamnya termasuk kebakaran hutan/lahan, emisi gambut, dan limbah.
Baca Juga: Gembok Polarisasi Bukan Duet Anies dan Ganjar, Colek Jokowi, "Jika Ingin Dikenang Baik Demokrasi"
Dengan data tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan energi fosil merupakan sumber emisi GRK dunia terbesar. Oleh karena itu untuk mengurangi emisi tersebut, masyarakat dunia harus bersedia menurunkan konsumsi energi fosil atau menggantinya dengan energi-energi beremisi rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: