Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mendag Zulhas Kedapatan Kampanyekan Anak Saat Kunjungan Migor Murah, Refly Harun Sinis: Penyalahgunaan Jabatan!

        Mendag Zulhas Kedapatan Kampanyekan Anak Saat Kunjungan Migor Murah, Refly Harun Sinis: Penyalahgunaan Jabatan! Kredit Foto: Antara/Galih Pradipt
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) kedapatan mengampanyekan anaknya, Futri Zulya Savitri, saat mengunjungi pasar murah minyak goreng yang digelar PAN di Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, Sabtu (9/7/2022). Usai kabarnya tersiar, hal ini mendapat tanggapan dari Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.

        Menurut Refly, kegiatan itu menunjukkan adanya konflik kepentingan dan Zulhas telah melakukan perilaku yang berpotensi melanggar etika.

        Baca Juga: Video Zulhas Kampanyekan Putrinya Nyaleg Viral, Said Didu Langsung Masalahkan Soal Etika Politik

        "Ada potensi penyalahgunaan jabatan," ujarnya, dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (11/7/2022).

        Refly mengatakan bahwa hal ini seharusnya mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Kalau misalnya ada sidang etika untuk pejabat, hal semacam ini tentu masuk," katanya.

        Pasalnya, menurut Refly, dalam kapasitas sebagai menteri perdagangan, Zulhas malah mengampanyekan putrinya dalam pilkada. Advokat itu menilai ada penyalahgunaan wewenang Zulhas sebagai pejabat negara yang melakukan hal justru untuk kepentingan pribadi.

        Baca Juga: Warga Kecam Zulhas Bagikan "Minyakita" Gratis asal Pilih Putrinya di Pilkada, "KKN Terang-Terangan"

        "Pilkada itu masih 2024. Artinya, dia datang dengan fasilitas negara, tetapi untuk kepentingan personal," tuturnya.

        Lebih lanjut, Refly mengatakan bahwa kasus Zulhas ini adalah salah satu contoh kasus paling mudah untuk menyampaikan adanya konflik kepentingan dalam bernegara.

        "Jadi, ini bukan masalah suka atau tidak suka, tetapi bagaimana kita belajar tata kelola pemerintahan yang baik," kata Refly Harun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: