Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Dunia Sebut CBDC Tak Berkontribusi Langsung terhadap Inklusi Keuangan, Berikut Pertimbangannya!

        Bank Dunia Sebut CBDC Tak Berkontribusi Langsung terhadap Inklusi Keuangan, Berikut Pertimbangannya! Kredit Foto: Reuters/Johannes Christo
        Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

        Kepala Sektor Spesialis Keuangan dan Sistem Pembayaran Bank Dunia, Harish Natarajan menyatakan bahwa Central Bank Digital Currency (CBDC) tidak dapat menjamin akses, dan tidak serta merta berkontribusi langsung terhadap inklusi keuangan.

        "Ini lebih tentang CBDC sebagai sebuah program, jenis yang dipimpin oleh otoritas publik pasti akan membawa perhatian pada beberapa masalah terkait pada akses dan penggunaan yang lebih rendah," kata Harish dalam rangkaian acara FEKDI kedua sebagai side event dari 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors G20 meeting, yang dilangsungkan secara hybrid, di Nusa Dua Bali, Selasa (12/7/2022).

        Baca Juga: IMF: CBDC Tak Memberikan Dampak ke Bank Komersil, Tapi Bank Sentral Masih Perlu Matangkan Konsep

        Pihak World Bank tersebut menekankan, masalah mendasar yang perlu ditangani agar bagian dari peluncurannya (CBDC) sukses ialah, dengan mengambil bentuk pengembangan ekosistem umum di dalam fitur CBDC khusus dan fitur ekosistem. Ia memasukkannya ke dalam tiga kategori.

        Pertama, masuknya pemain baru dan model bisnis dan distribusi baru. Dalam hal ini, ia mengacu pada masuknya pemain nonbank, dan kemudian juga layanan berbasis agen dan model lainnya yang mungkin merupakan persyaratan uji tuntas pelanggan yang esensial serta disederhanakan dan berjenjang. 

        Baca Juga: Matangkan Prinsip Desain CBDC, Berikut Hasil Kajian Bank Indonesia

        "Kapan pun Anda ingin memiliki layanan berbasis akun, saya pikir ini menjadi penting, dan kekurangan itu bisa menjadi penghalang tersendiri," ujarnya.

        Kemudian, terdapat faktor pendorong kuat yang diperlukan, ini bisa datang dari kebutuhan yang mendesak seperti transfer orang ke orang di negara besar tempat banyaknya migrasi desa ke kota atau sebaliknya.

        "Sehingga perlu menjadi sebuah perbandingan kasus penggunaan yang menarik bagi individu untuk beralih ke digital. Tanpa itu, dengan semua kecanggihan teknis fasilitas, Anda tidak akan mencapai dampak inklusi keuangan," kata Harish.

        Menurutnya, dengan fitur ekosistem yang ada, menambahkan beberapa fitur utama simulasi menjadi penting untuk mendorong dan mempertahankan interoperabilitas, serta mempertahankan jenis inklusi dan itu merupakan salah satu elemen kunci.

        Baca Juga: Atasi Pandemi, Bank Dunia Setujui Pembentukan Dana Perantara Keuangan

        Selanjutnya, yang kedua adalah, itu harus cocok dengan berbagai faktor bentuk dan instrumen yang dimana individu maupun sebuah bisnis sudah terbiasa atau tidak asing untuk digunakan.

        "Dalam beberapa konteks, itu berarti Anda mungkin perlu jenis struktur yang menyimulasikan sedemikian rupa, sehingga dapat diakses melalui fitur ponsel atau dapat juga diakses di alat digital lainnya yang tersedia untuk umum," ujarnya.

        Baca Juga: Perkuat Sistem Perpajakan, Bank Dunia Kucuri Indonesia US$ 750 Juta

        Selanjutnya, yang ketiga, perlindungan data dan privasi akan menjadi sangat penting. Namun, perlindungan privasi di sini maksudnya ialah, tidak sepenuhnya anonim, tetapi lebih kepada kenyamanan dalam proses transaksi yang semestinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: