Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terus-Terusan Bahas Pilpres, Emangnya Kapasitas Bahlil Itu Apa?

        Terus-Terusan Bahas Pilpres, Emangnya Kapasitas Bahlil Itu Apa? Kredit Foto: Martyasari Rizky
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kapasitas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dipertanyakan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun. Itu disebabkan Bahlil yang kerap bicara soal pilpres 2024.

        Seperti diketahui, Bahlil sempat mengatakan bahwa duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ketua DPR Puan Maharani berpotensi besar menang pada Pilpres 2024.

        Baca Juga: Gugatan Upah Buruh DKI Dikabulkan, Gubernur Anies Baswedan Ayo Banding!

        Refly mengatakan bahwa seseorang harus bisa menyampaikan hal sesuai dengan kapasitas mereka.

        “Untuk apa Bahlil ngomong soal masalah capres?,” ujarnya, dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Kamis (14/7).

        Menurut Refly, Bahlil tengah menjabat sebagai menteri investasi, sehingga tak patut berbicara perihal Pilpres 2024.

        “Dia pun tidak berasal dari partai politik. Jadi, enggak ada relevansinya bicara soal capres,” ungkapnya.

        Meskipun begitu, Refly memahami bahwa tiap menteri memiliki naluri politik.

        Baca Juga: Arteria Dahlan Ikut Tanggapi Kasus Polisi Tembak Polisi, Sampai Suruh Masyarakat untuk...

        “Banyak yang tahu bahwa para menteri itu hanya bisa bertahan pada jabatannya dengan naluri politik, bukan dengan kemampuan profesionalnya,” paparnya.

        Lebih lanjut, Refly menilai Bahlil sudah banyak mengeluarkan pernyataan yang terlalu ikut campur dalam politik menuju Pemilu 2024.

        “Misalnya, kemarin ngomong soal tiga periode dan perpanjangan masa jabatan. Hal itu seharusnya tak perlu diomongin,” ungkapnya.

        Refly pun menyayangkan sikap menteri Kabinet Kerja karena telah mengingkari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        “Sayang sekali Presiden Jokowi dilingkari oleh orang-orang yang tidak mau bekerja full time sebagai menteri dan malah terus melihat peluang untuk menggandul pada kekuasaan berikutnya,” paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: