Puji Tuhan sampai Terharu! Curhat Ayah Brigadir J: Dia Tidak Suka Membebani Pikiran Orang Tua
Ayah Nofrianshyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J bercerita bahwa anaknya memiliki hubungan baik dengan Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.
"Selama bekerja di Jakarta, hubungan dengan Pak Ferdy Sambo, kami belum pernah ketemu. Cuma anak kami cerita hubungan dengan Pak Ferdy Sambo dan istrinya baik-baik saja," Samuel Hutabarat di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (29/7/2022).
Baca Juga: Irjen Napoleon Bonaparte Buka Suara ke Penembak Brigadir J: Gak Susah Dek Hidup di Penjara
Samuel menyebut, sang anak selama ini hanya bercerita hal-hal baik selama berdinas di Jakarta maupun Jambi. Dia mengatakan, Yosua mungkin tidak ingin membebani keluarga dengan tidak bercerita soal hal yang buruk.
"Di situ lah anak kami tidak mau membebani pikiran orang tua. Sepahit apa pun dia bekerja, biar di Jambi dan Jakarta, tidak pernah cerita, takut orang tuanya kepikiran. Ketika dengar anak kami meninggal, kami syok." kata dia.
Investigasi Komnas HAM
Hubungan antara Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi dengan aide de camp (ADC) atau para ajudannya turut menjadi bahan penyelidikan yang didalami Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas).
Hal itu didalami Komnas HAM saat memeriksa enam ajudan Ferdy Sambo, termasuk Bharada E pada Selasa (26/7/2022) kemarin. Bahkan kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, relasi antar ajudan, termasuk Brada E dengan Brigadir J turut didalami.
"Semua soal ya. Semua soal hubungan ADC dengan ADC. Karakter ADC dengan ADC. Terus karakter ADC (termasuk Brigadir J dan Bharada E) dengan Pak Sambo dengan Bu Putri kami tanya," kata Anam kepada wartawan.
Dari hasil penyelidikan Komnas HAM, Brigadir J disebut tewas di Jakarta. Hal tersebut merujuk pada momen para ajudan Ferdy Sambo yang masih bercengkrama, tertawa bersama Brigadir J, beberapa waktu sebelum dirinya tewas diduga ditembak rekannya Bharada E pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Sebelum kematian, lokasinya di Jakarta yang itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa. Siapa yang tertawa? Termausk J ya. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tawa antara Magelang dan Jakarta sudah, itu salah," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Sebelumnya, pernyataan ini telah diungkap Komnas HAM, usai melakukan pemeriksaan kepada enam ajudah Ferdy Sambo, termasuk Bharada E.
"Jawaban yang paling penting adalah memang muncul tertawa-tawa. Artinya riang enak ngobrolnya dalam satu momen tertentu yang nanti akan kami umumkan," kata Anam, Selasa kemarin.
Situasi para ajudan Ferdy Sambo sebelum kejadian menjadi penting bagi Komnas HAM. Hal itu guna menemukan jawaban terkait dugaan ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir J.
"Termasuk kalau itu tadi apakah ada ancaman dan sebagainya. Itu juga jadi pertanyaan kami, termasuk juga sekuen yang paling dekat dengan jam kematian yang kami tanya bagaimana dengan situasi dan sebagainya," kata Anam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto