Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rumitnya Pengungkapan Kasus Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo 'Dewa Polisi'

        Rumitnya Pengungkapan Kasus Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo 'Dewa Polisi' Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sulitnya pengungkapan kasus kematian Brigadir Joshua alias Brigadir J disebut-sebut karena informasi tak benar atau hoax yang dilancarkan oleh Irjen Ferdy Sambo.

        Hal tersebut terkait dengan skenario tembak menembak yang dibuatnya. Bahkan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan mengatakan mantan hal tersebut dilaksanakan oleh mantan kadiv propram tersebut.

        Baca Juga: Eksekusi Brigadir J, Nasib Ferdy Sambo Gak Bakal Berujung Tembak Mati, Loh Kok Bisa?

        Padahal menurut Johnson Panjaitan, Kadiv Propam Polri adalah polisinya polisi. Ia dijuliki dewa polisi.

        Propam Polri memiliki fungsi sebagai penegak disiplin dan ketertiban di lingkungan Polri.

        Selain itu, Propam juga bertugas melayani aduan masyarakat tentang tindakan anggota Polri.

        Irjen Sambo sebagai dewa polisi seharusnya menegakkan disiplin di lingkungan Polri, tapi dia justru melakukan tindak pidana yang merugikan institusi Polri.

        Ferdy Sambo tidak hanya melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap anggota Polri, tapi juga menciptakan hoax luar biasa dan melibatkan banyak polisi, termasuk beberapa perwira tinggi.

        Hoax pembunuhan Brigadir Joshua yang dibuat Ferdy Sambo turut melibatkan penasihat Kapolri, Kapolres Jakarta Selatan, hingga Karo Penmas.

        Baca Juga: Dari KM 50 hingga Brigadir J, Hubungan Ferdy Sambo dengan CCTV, "Apa Iya Kebetulan?"

        “Hoax ini terkonfirmasi dengan penjelasan Kapolri,” ujar Johnson Panjaitan, dikutip Pojoksatu.id dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (16/8).

        Menurut Johnson Panjaitan, hoax itu disampaikan secara terbuka oleh pejabat Polri pada 11 Juli 2022.

        “Hoax ini ternyata bukan hanya melalui media sosial, tapi institusi ini (Polri) terlibat mengumumkan, bahkan berlapis-lapis, mulai dari Kapolresnya, Karo Penmasnya,” ucap Johnson Panjaitan.

        Baca Juga: Telusuri Kasus Brigadir J, Orang Ini Sampai Diundang Polri Buat Ikut Periksa Rumah Ferdy Sambo

        Dan yang lebih menyedihkan, kata Johnson, adalah keterlibatan Penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah

        “Penasihat Kapolri itu sudah bicara dan mengundurkan diri, tapi kerusakan yang dia ciptakan luar biasa,” Johnson.

        Menurut Johnson, seluruh rakyat Indonesia yang mengikuti berita pembunuhan Brigadir Joshua dari awal termakan hoax yang dibuat oleh Ferdy Sambo dan kelompoknya.

        “Ini peristiwa besar yang korbannya banyak sekali. Memang (korbannya) tidak berdarah-darah, tapi kerusakannya sangat luar biasa,” beber Johnson.

        Johnson heran dengan kelakuan orang pintar yang memiliki pangkat sangat tinggi di kepolisian justru menciptakan hoax yang dapat menghancurkan marwah Polri.

        “Bagaimana ada kelompok-kelompok orang pintar, bahkan polisinya polisi, dewanya polisi, justru melakukan kegiatan-kegiatan yang menghancurkan institusi kita dan negara ini,” tegas Johnson.

        Ia mengajak semua pihak untuk melakukan konsolidasi, khususnya di internal Polri agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

        Baca Juga: Buka Borok, Murid Habib Rizieq Mau Pasang Badan Buat Ferdy Sambo: Anda Mengembalikan Citra Bangsa...

        “Karena pertaruhannya ini bukan hanya kasus Brigadir Joshua. Ini kasusnya sudah semakin berat akibat ulah orang-orang yang kita percaya untuk menunaikan tugas, tetapi justru melakukan tindak pidana yang menghancurkan institusi, kewibawaan proses penegakan hukum kita dan negara ini,” tandas Johnson.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: