Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KOL Stories x Samuel Ray: Gaji UMR Tapi Gaya SCBD, Sanggupkah?

        KOL Stories x Samuel Ray: Gaji UMR Tapi Gaya SCBD, Sanggupkah? Kredit Foto: Instagram/Samuel Ray
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kawasan SCBD atau Sudirman Central Business District menjadi kawasan perkantoran elit dengan gaya hidup yang tinggi. Banyak ekskutif keren dengan gaji selangit dan mobil mewah berlalu-lalang, dengan suite and tie dipadupadankan dengan sepatu mewah.

        Banyak karyawan yang akhirnya mengidam-idamkan untuk merasakan gaya hidup elit seperti di SCBD. Padahal, gaji yang masuk rekening tiap bulannya hanyalah sebatas gaji UMR alias Upah Minimum Regional.

        Baca Juga: KOL Stories x Raden Hanif: Bongkar Tuntas Penghasilan Content Creator

        Ditambah lagi, mungkin ada beberapa orang yang masih harus membiayai adiknya sekolah, bayar utang atau bahkan membiayai hidup orang tuanya. Lantas, sanggupkah mereka yang bergaji UMR mengikuti gaya elit SCBD?

        Bersama WE KOL Stories x Samuel Ray, seorang content creator yang kerap membahas seputar karier, keluarga dan keuangan, berikut ulasannya dalam tema "Gaji UMR Tapi Gaya SCBD, Sanggupkah?"!

        1. Gaji yang diperoleh seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi gaya hidup, kenapa seperti itu?

        Karena terkadang orang-orang tak menyadari bahwa kedepannya kebutuhan akan semakin banyak. Tapi, ada juga Sandwich Generation yang mau tak mau membiayai orang tuanya. Oleh karena itu, biasakan gaya hidup dengan pengeluaran sedikit ketika gaji masih satu digit agar ketika gaji yang diperoleh sudah besar, sisa gaji tersebut akan semakin banyak untuk diinvestasikan.

        Namun, kembali lagi gaya hidup itu balik ke diri orang itu sendiri. Kita harus bisa menekan dan mengorbankan pengeluaran untuk investasi. Jadi, kalau bisa kebutuhan itu lebih kecil dari gaji agar memiliki pola keuangan yang sehat.

        2. Seperti apa sih tanda atau ciri-ciri gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatan?

        Mulailah budgeting dan financial report. Sehingga saat akhir bulan barulah ketahuan kamu memiliki utang atau malah sisa uang. Itulah pentingnya mencatat pengeluaran.

        Jadi, tanda-tanda gaya hidup tak sesuai pendapatan yakni dengan memiliki utang lebih dari gaji.

        3. Jika ternyata gaya hidup yang dijalani selama ini tidak sesuai dengan pendapatan, apa yang harus dilakukan?

        Dalam hidup kita harus mempunyai prinsip dan memiliki tujuan keuangan yang sedang kita capai. Pilih-pilih teman pun tak apa-apa, jika memiliki teman yang hobi nongkrong mahal. Semakin berumur, lingkar pertemanan akan semakin kecil.

        4. Lalu, bagaimana cara untuk menyelaraskan antara gaji dan gaya hidup?

        Mulailah frugal living yang memiliki tiga pilar, yaitu hidup hemat, tambah penghasilan dan tingkatkan investasi.

        Pertama, cerdaslah dalam pengeluaran keuangan. Carilah pengeluaran yang memang membawa kebahagiaan. 

        Kedua, tingkatkan penghasilan. Banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari bisnis sampingan, freelance, bangun relasi, berprestasi di kantor hingga kenaikan gaji, dan lain sebagainya.

        Ketiga, tingkatkan investasi yang sesuai dengan profil risiko kita. Carilah investasi dengan gaya dan risiko yang sesuai dengan kita. Semuanya akan kembali lagi ke prinsip pribadi dan tujuan keuangan yang akan kita capai agar tak tergoda nongkrong-nongkrong mahal nan mewah.

        5. Nah, menurut anda apakah dengan gaji UMR kita bisa menerapkan gaya hidup SCBD?

        Yang harus dipahami adalah kenaikan gaji tidak bisa kita kontrol, tetapi berhemat selalu bisa kita kontrol. Frugal living itu bukan berarti enggak bisa senang-senang, tetapi merekalah yang bisa menyesuaikan kebutuhan dengan gaji yang dimiliki.

        Jadi, gaji besar pun kalau kita tidak bisa berhemat, tidak akan ada ujungnya. Kembali lagi, kita harus bisa menekan gaya hidup dan berhemat untuk masa depan dan hari tua.

        6. Sebagai penutup, adakah yang ingin disampaikan kepada para penonton?

        Semangat mengatur keuangan, bukan untuk orang lain tetapi untuk diri kita sendiri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: