Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Partai Kuomintang Taiwan Ngaku Berdiri di Samping Utusan yang Berkunjung ke China: Berani!

        Partai Kuomintang Taiwan Ngaku Berdiri di Samping Utusan yang Berkunjung ke China: Berani! Kredit Foto: Reuters/Ann Wang
        Warta Ekonomi, Taipei -

        Ketua Partai Kuomintang (KMT) pada Minggu (28/8/2022) mengapresiasi "keberanian" utusannya, Wakil Ketua KMT Andrew Hsia, yang mengunjungi China. 

        Eric Chu, yang berbicara pada konferensi tahunan partai di Taoyuan, di luar Taipei, mengatakan bahwa Hsia dan yang lainnya "sangat berani dan teguh". Menurutnya, langkah itu penting untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka untuk mencegah konflik.

        Baca Juga: Gedung Putih: Kapal Perang Amerika yang Ada di Selat Taiwan Sesuai dengan Kebijakan

        "Kami tahu akan ada perbedaan pendapat dan reaksi balik, tetapi KMT harus bersikeras melakukan hal yang benar," katanya, dilansir Reuters.

        Terlebih lagi, kata Eric, jika kedua belah pihak berada dalam antagonisme yang serius, tidak ada yang bisa lepas dari risiko perang.

        Keputusan KMT mengirim Hsia ke Beijing memang menimbulkan badai kontroversi. Terutama setelah militer China melakukan latihan di dekat pulau Taiwan sebagai tanggapan kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.

        Latihan militer China di dekat pulau yang diperintah secara demokratis bulan ini sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei dikecam secara luas di Taiwan, termasuk oleh KMT.

        Pada Sabtu (27/8/2022) malam setelah dia kembali, Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan China mengatakan Hsia salah untuk pergi dan bahwa partai-partai oposisi harus mengakui bahwa China adalah "penghasut penghancuran perdamaian di Selat Taiwan".

        Hsia, yang sekarang berada di karantina yang diamanatkan pemerintah, bertemu dengan pejabat senior saat berada di China, termasuk wakil kepala Kantor Urusan Taiwan.

        KMT tidak dapat menghilangkan tuduhan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) bahwa mereka akan menjual Taiwan ke China menjelang pemilihan presiden dan parlemen tahun 2020, yang mengarah pada kejatuhan DPP.

        KMT memerintah China sampai ia melarikan diri bersama dengan pemerintah Republik China yang dikalahkan ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis Mao Zedong, yang mendirikan Republik Rakyat China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: