Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Senggol Islamofobia, Mahfud MD Diingatkan Soal Kasus Ferdy Sambo: Itu Tugas Bapak!

        Senggol Islamofobia, Mahfud MD Diingatkan Soal Kasus Ferdy Sambo: Itu Tugas Bapak! Kredit Foto: Kemenko Polhukam
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menko Polhukam Mahfud MD dapat sindiran menohok terkait dengan pernyataannya seputar Islamofobia serta pemahaman akan agama Islam.

        “Dimana Islamofobianya? Itu fakta, banyak yang memahami agama secara sempit, sehingga mau jadi teroris atau minta dibunuh karena menganggap Bank haram dan Pemerintah Thoghut,” ucapnya dalam akun sosial medianya, Senin, (19/9/2022).

        Baca Juga: Akhirnya Ferdy Sambo Dipecat Tidak Hormat dari Polri, Kamaruddin Tegas: Sangat Pantas! Dia Bukan Kesatria, Bukan Jenderal

        Padahal kata dia, banyak pimpinan ormas Islam dan ulama yang menggunakan kartu ATM dan rekening bank.

        “Pd-hal semua negara Iskam (OKI) skrng pakai Bank. Pimpinan ormas2 Islam dan ulama jg pakai kartu ATM dan rekening dari Bank,” tuturnya.

        Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah atau FH menyindir Mahfud.

        Menurutnya, soal Islamophobia itu merupakan tugas NU dan Muhammadiyah. Dia mengaitkannya dengan kasus Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang menjadi otak pelaku penembakan Brigadir J.

        “Banyak yg memahami agama secara sempit”. Itu tugas NU dan Muhammmadiyah aja pak. Sementara banyak SAMBO itu tugas bapak,” balas FH.

        Diberitakan sebelumnya, Wakil Sekretaris Partai Gerindra Azis Subekti mengunggah video pemaparan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi yang menurutnya memuat unsur Islamphobia.

        Pemaparan itu berlangsung di IPDN pada Juni 2022 lalu.

        Melalui unggahannya itu dia, menandai akun Twitter Menko Polhukam Mahfud MD. Mempertanyakan islampohobia di instansi pemerintahan.

        Baca Juga: Pupus Sudah Harapan... Banding Ditolak, Polri Resmi Pecat Ferdy Sambo!

        “Pak @mohmahfudmd apa ini bisa dikategorikan islamophobia di tubuh institusi pemerintah ?,” ucapnya dalam akun twitternya, Senin, (19/9/2022).

        Menurutnya, penyampaian narasi Islah Bahrawi cenderung subjektif dan dapat memicu kesalahpahaman terhadap Islam

        “Jelas cara menyampaikan narasi cenderung subjektif akan memicu kesalahpahaman terhadap Islam dan ini mengarah pada relativisme agama yang membahayakan semua agama,” sebutnya.

        Baca Juga: Permohonan Banding Sidang Etik Ditolak, Ini Nasib Ferdy Sambo Selanjutnya

        Dalam pemaparan itu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi menyampaikan ketika Densus 88 menangkap 22 terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah.

        Ada salah seorang pemuda belum berusia 17 tahun yang ia wawancarai.

        “Ia ditangkap karena ia ingin melakukan aksi teror, melakukan latihan-latihan militer untuk naik ke gunung biru, menggantikan kelompoknya Ali Kalora yang sudah dihabisi,” tuturnya.

        Dari hasil interogasi kata dia, pemuda yang merupakan siswa SMA 1 Poso ini memiliki akademik yang bagus.

        Namun, anak itu berhenti dari sekolah karena memiliki pandangan bahwa sekolah dibangun oleh negara Toghut, dengan biaya-biaya dari uang riba.

        Kemudian kedua, dia mengingatkan mahasiswi Gunadarma, Zakiah Aini yang juga meyakini bahwa bank itu riba maka semua dipandang riba termasuk jalanan aspal, gaji pegawai hingga KTP yang melibatkan bank dianggap haram.

        “Sehingga apa, dia merasa mengalami keterjepitan sosial lalu dia nyerbu ke Mabes Polri, bawa Airgun dia bunuh diri disitu, namanya Zakiah Aini tahun 2020,” ucapnya.

        Temuan-temuan seperti ini kata dia, dapat disimpulkan bahwa paham-paham yang seperti ini pada akhirnya memberikan seseorang kepada dua pilihan.

        Baca Juga: Ferdy Sambo Akhirnya Resmi Dipecat Polri, Irjen Dedi: Seluruh Hakim Sepakat Tolak Memori Banding

        ”Leader kita menjadi orang munafik, atau menjadi kita manusia-manusia yang sempit, kesimpulan saya pada akhirnya kita harus betul-betul mempelajari agama itu secara konfrehensif,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: