Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gubernur Bali Targetkan 45 Ribu Hektare Lahan Pertanian Organik Rampung pada Akhir Tahun

        Gubernur Bali Targetkan 45 Ribu Hektare Lahan Pertanian Organik Rampung pada Akhir Tahun Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bali, I Wayan Koster, menargetkan seluruh pertanian di wilayahnya mampu menggunakan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan. Sebagai tahap awal, Wayan mengatakan sekitar 45 ribu hektare akan rampung pada akhir tahun 2022 mendatang.

        "Bali saat ini tengah gencar menyelenggarakan sistem pertanian organik yang diatur dalam perda nomor 8 tahun 2022. Dari 70.000 hektar sawah yang ada, 40.000 hektar di antaranya ditargetkan sudah organik," ujar Wayan dalam Global Forum on Digital Agriculture Transformation in Accelerating Women and Youth Entrepreneurship, Selasa (27/9/2022).

        Baca Juga: Dorong Hilirisasi Pertanian, Bali Siap Kembangkan Pertanian Organik

        Selain sawah, kata Wayan, sistem pertanian organik juga sudah menjalar sampai ke subsektor perkebunan. Wayan juga menyebut bahwa di Bali, lahan kebun organik sudah mencapai 154 ribu hektare dari total lahan yang ada sekitar 200 ribu hektar.

        "Bahkan di tahun depan, baik sawah maupun kebun ditargetkan sudah organik semua. Dan kami bertekad semua pertanian Bali harus total organik menjadi pulau organik agar menghasilkan pangan yang sehat dan berkualitas serta tidak menimbulkan polusi bagi lingkungan tidak merusak lingkungan," jelasnya.

        Baca Juga: Dukung Pertanian Berkelanjutan, Pupuk Indonesia Luncurkan Roadmap Riset Klaster Pupuk 2022-2031

        Wayan juga menyampaikan saat ini ada pergerakan warga Bali terhadap hilirisasi pertanian dengan melakukan berbagai macam pengolahan pangan sehat berbasis kearifan lokal yang bisa menambah nilai ekonomi masyarakat setempat.

        "Kami telah melakukan inisiasi pengembangan industri olahan untuk menghasilkan nilai tambah perekonomian yang berbasis pada kearifan lokal. Ke depan kami berharap pertanian akan memberi kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali dan akan membuat Bali lebih Mandiri dalam bidang perekonomian," katanya.

        "Keenam adalah sektor pariwisata berbasis budaya berkualitas dan bermartabat," jelasnya.

        Diketahui, sektor pertanian di Provinsi Bali masuk dalam skala prioritas program utama dan tertuang dalam 6 pilar ekonomi Bali. Pertanian menduduki urutan pertama di atas sektor kelautan dan perikanan.

        Baca Juga: Indonesia Ajak Negara Anggota G20 Terapkan Pertanian Digital

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan sektor pertanian selama ini adalah jawaban pasti dalam menghadapi berbagai persoalan dunia. Karena itu, membangun pangan harus dimulai dari kebersamaan, termasuk melibatkan banyak anak muda dalam membangun pertanian modern.

        Sebagai contoh, kata Syahrul, saat ini banyak wirausaha muda di sektor pertanian yang melalui kreativitasnya dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian, baik melalui kualitas, keamanan, fungsi, maupun penciptaan produk olahan baru yang sesuai dengan preferensi konsumen.

        Baca Juga: Teknologi Jadi Kunci Kemajuan Pertanian, SYL Ajak Dunia Implementasikan Digitalisasi

        "Semua ini menunjukkan adanya potensi besar bagi wirausaha muda berbakat untuk menjadi motor penggerak perubahan pertanian konvensional menjadi lebih modern dan berkelanjutan. Karena itu, forum ini harus kita sepakati untuk membangun sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: