Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Tertekan Karena Resesi Global, Ini Saham Pilihan Mirae Asset Sekuritas

        IHSG Tertekan Karena Resesi Global, Ini Saham Pilihan Mirae Asset Sekuritas Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih tertekan pada Oktober 2022. Hal ini disebabkan oleh ancaman resesi global yang juga diiringi dengan inflasi serta kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral.

        Melihat kondisi ekonomi global, Mirae Asset Sekuritas memberikan tiga rekomendasi sektor emiten utama kepada para investor, yakni keuangan, energi, dan industri.

        Selain itu, Mirae Asset Sekuritas juga menambahkan satu opsi lagi yang dapat menjadi pilihan investor, yakni emiten yang bersifat defensif.

        Baca Juga: Masih Ada Ancaman Resesi, Mirae Asset Sekuritas Prediksi IHSG Tetap Lemah di Oktober

        "Untuk pembentukan portofolio yang lebih stabil, kita perlu ada saham-saham yang sifatnya defensif," kata Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

        Secara terperinci, pilihan saham Mirae Asset Sekuritas di sektor keuangan adalah empat saham bank big caps, yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.

        Untuk sektor energi, pilihan saham yang direkomendasikan adalah ADRO, ITMG, INDY, PGAS, dan PTBA. Martha menjelaskan sektor energi menunjukkan sentimen positif yang didukung oleh harga acuan batu bara. Batu bara mengalami kenaikan level tertingginya pada bulan ini.

        Kemudian, di sektor industri, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan ASSI dan UNTR. Kedua saham ini dipilih berdasarkan kinerja laporan keuangan. ASII masih aman dari segi penjualan mobil, sementara UNTR dari segi alat berat.

        Sementara untuk saham defensif, Mirae Asset Sekuritas memilih UNVR dan TLKM. UNVR memiliki katalis positif yang datang dari penurunan harga CPO. Harga CPO turun ke level terendah sejak Oktober 2020.

        "Ini berita bagus bagi UNVR karena mayoritas bahan bakunya CPO. UNVR juga mulai melakukan strategi kenaikan harga untuk barang-barangnya. Dan secara kinerja, kita lihat memang UNVR banyak melakukan efisiensi," jelas dia.

        Adapun untuk TLKM, sentimen positif didukung oleh pergeseran bisnis Telkom ke ranah infrastruktur digital. Katalis positif juga datang dari rencana IPO data center milik Telkom.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: