Masyarakat Ribut Saling Tuduh Gegara Masalah 'Ijazah Palsu' Jokowi, Refly Harun Senggol DPR DPR dan DPD: Daripada Mengorbankan...
Kejutan terjadi pada pekembangan kasus “Ijazah Palsu” Jokowi di mana pihak penggugat yakni Bambang Tri lewat kuasa hukumnya mencabut gugatan.
Sebelum gugatan ini dicabut, terdapat momen krusial atau penting mengenai masalah ini, yakni penggugat Bambang Tri yang ditangkap karena dituduh melakukan penistaan terkait konten bersama Gus Nur.
Dengan dicabutnya gugatan ini, maka dipastikan “keributan” masyarakat akan terus berlangsung karena secara hukum tak ada putusan apapun mengenaui masalah “Ijazah Palsu” Jokowi ini.
Merespons hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun ikut berkomentar. Menurutnya daripada ketidakjelasan terus terjadi di masyarakat, DPR dan DPD bisa ambil alih masalah ini hingga jawaban pasti didapatkan.
“Dari awal saya mengatakan, instead of mengorbankan masyarakat dengan risiko ditangkap maka sesunggunya ini bisa diambil alih oleh DPR atau DPD,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (1/11/22).
Bukannya tanpa alasan, Refly mengungkapkan bahwa kedua lembaga itu punya sperangkat wewenang untuk membawa maslaah ijazah palsu Jokowi ke forum resmi.
Hal ini tentu lebih jelas dibanding hanya membiarkan masyarakat terus-terusan saling klaim tuduhan.
“Dalam konteks ini DPR dan DPD memiliki kemampuan untuk ‘memaksa’ para pihak datang dan mengajukan bukti-bukti sehingga tidak liar,” jelas Refly.
Refly juga mengungkapkan tentu ada kemungkinan bahwa Bambang Tri hanya mengejar sensasi belaka.
“Okey orang mengatakan ‘Itu Bambang Tri mencari sensasi’, mungkin juga,” jelas Refly.
Meski demikian, Refly juga tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa apa yang Bambang Tri gugat merupakan sebuah kebenaran mengenai palsunya Ijazah Jokowi.
Hal ini Refly sampaikan bersandar pada “niatnya” Bambang Tri sampai menulis buku yang khusus mengulik sosok Jokowi (Jokowi Undercover).
“Tetapi bagaimana kalau apa yang dikatakannya itu benar karena dia tidak hanya sekadar bergosip tapi dia juga menulis buku. Dan kalau kita melihat misalnya tanggapan istana yang begitu heboh dengan kasus ini, misalnya mulai dari mengeluarkan testimoni dari teman-teman Jokowi, reuni, guru, kepala sekolah, maka hal yang paling kita khawatirkan kasus ini benar adanya,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto