Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lihat Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melebihi Prediksi, Sri Mulyani Girang: Ini Cerminan...

        Lihat Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melebihi Prediksi, Sri Mulyani Girang: Ini Cerminan... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi data PDB kuartal ketiga yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari Selasa (8/11/2022) kemarin. Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,72% sedikit di atas angka proyeksi Kementerian Keuangan merupakan cerminan dari terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global.

        "Ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian prospek ekonomi global," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Rabu (9/11/2022).

        Baca Juga: Pernyataan Sri Mulyani yang Bilang Orang Miskin Lebih Pilih Beli Rokok daripada Lauk Bikin Orang Demokrat Geram!

        Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan III-2022 tercatat sebesar 5,72% (year-on-year/yoy). Menguatnya pemulihan ekonomi nasional juga ditunjukkan oleh pertumbuhan qtq (Q3 2022 dibandingkan Q2 2022) sebesar 1,8% (qtq). Dengan tingkat pertumbuhan ini, level PDB nasional secara kumulatif sampai dengan triwulan III-2022 berada 6,6% di atas level kumulatif triwulan I-III 2019.

        Di sisi pengeluaran,  laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih relatif tinggi sebesar 5,4% (yoy). Hal ini sejalan dengan beberapa indikator konsumsi masyarakat, termasuk rata-rata Indeks Penjualan Riil yang tumbuh 5,5% pada triwulan III-2022 (yoy).

        Berbagai langkah pengendalian inflasi melalui TPIP (Tim Pengendalian Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) serta penguatan program perlindungan sosial dalam rangka mitigasi dampak penyesuaian harga energi melalui program Bantuan Subsidi Upah, Bantuan Langsung Tunai, serta penyaluran bantuan melalui pemerintah daerah, cukup efektif dalam menjaga kesinambungan pemulihan daya beli masyarakat.

        "Ini ditunjukkan oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali dan tidak setinggi yang diperkirakan sebelumnya," jelasnya.

        Baca Juga: Wejangan Buat Jokowi dan Penerusnya, Tembakau Tak Cuma Sekadar Rokok Saja: Ini Tradisi Indonesia!

        Sementara itu, konsumsi Pemerintah terus melanjutkan normalisasi seiring dengan kondisi penyebaran kasus COVID-19 yang jauh lebih terkendali. Meskipun konsumsi pemerintah secara tahunan masih terkontraksi sebesar 2,9% (yoy), namun konsumsi pemerintah dapat tumbuh 11,7% (qtq) dibandingkan dengan triwulan II-2022.

        Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) menguat sejalan dengan meningkatnya aktifitas ekonomi nasional dan membaiknya keyakinan pelaku usaha. Tingkat pertumbuhan PMTDB atau investasi meningkat dari sebelumnya 3,1% di triwulan II menjadi 5,0% di triwulan III (yoy). Secara triwulanan, investasi triwulan III tumbuh 6,5% (qtq) dibandingkan triwulan II. Investasi non-bangunan, khususnya mesin dan kendaraan komersial, tumbuh pesat sebesar 17,1% (yoy).

        Di tengah tren melambatnya perekonomian global, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih kuat. Ekspor terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Demikian juga dengan impor yang tumbuh kuat dalam rangka mendukung kebutuhan pasokan untuk ekspansi produksi dalam negeri. Ekspor secara riil tumbuh 21,6% (yoy) di triwulan III-2022, sementara impor tumbuh 23,0% (yoy).

        Baca Juga: Beda Sama Prabowo, Jokowi Gak Akan Gegabah Beri Dukungan Buat Ganjar Pranowo: Dia Tak Akan Berani...

        Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif seluruh sektor. Hal ini menunjukkan roda perekonomian telah kembali bergerak hampir merata di semua sektor ekonomi. Sektor primer nasional tumbuh cukup resilien, didukung oleh peningkatan permintaan ekspor atas produk-produk unggulan dan pemenuhan kebutuhan kegiatan hilirisasi dalam negeri. Sektor manufaktur tetap melaju seiring dengan ekspansi produksi dan penguatan permintaan dalam negeri maupun produk ekspor. 

        Pada triwulan III sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,8% (yoy). Geliat sektor industri yang terus terjaga ditunjukkan oleh indikator PMI manufaktur yang secara konsisten berada di zona ekspansif. Pertumbuhan sektor terkait hilirisasi sumber daya alam tumbuh kuat, termasuk industri logam dasar yang tercatat tumbuh 20,2% (yoy). Sementara, industri tekstil dan pakaian jadi serta sektor alas kaki dan barang dari kulit mampu tumbuh tinggi, masing-masing sebesar 8,1 dan 13,4% (yoy), terutama didorong oleh peningkatan permintaan dalam negeri dan ekspor dari negara mitra dagang.

        Baca Juga: Sri Mulyani Bilang Ketidakpastian Ekonomi Global Semakin Tinggi

        Kinerja perekonomian yang kuat juga selaras dengan kualitas pemulihan ekonomi yang terus terjaga, ditandai dengan berlanjutnya perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Agustus 2022. Secara umum, tingkat pengangguran konsisten menurun 0.6 p.p. hingga ke level 5,9% di Agustus 2022 dibandingkan 6,5 persen pada Agustus 2021. Pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,25 juta orang dalam kurun waktu Agustus 2021-Agustus 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: