Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perekonomian Tumbuh 5,7 Persen, Teten Masduki Apresiasi Langkah HIPPINDO Serap Sejuta Motor Listrik

        Perekonomian Tumbuh 5,7 Persen, Teten Masduki Apresiasi Langkah HIPPINDO Serap Sejuta Motor Listrik Kredit Foto: HIPPINDO
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengapresiasi kerja sama antara Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) dan PT Marco Indokarya melalui Marco Green Solutions Program, dengan mewujudkan program Satu Juta Motor Listrik bagi para karyawan ritel dan ekosistemnya di tahun 2023.

        Teten menuturkan, kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menuju Net Zero Carbon Emission. Dia menilai, hal tersebut sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan strategi pengembangan ekonomi hijau.

        “Dengan hadirnya motor listrik lokal ini setidaknya kita bisa mengalahkan produk luar. Saya senang jika produk UMKM bisa menyaingi produk luar. Saya mengapresiasi HIPPINDO bisa menyerap sejuta motor listrik, kita harus semangat karena kuartal III tahun 2022 tumbuh 5,7 persen yang ditopang oleh belanja domestik, salah satunya produk lokal,” kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/11/2022).

        Baca Juga: Teten Masduki Puji Pagelaran W20, Sukses Hadirkan Kesetaraan Gender Lewat Digitalisasi UMKM

        Teten mengungkapkan, ekonomi Indonesia dan dunia akan menghadapi kondisi global yang tak mudah beberapa tahun kedepan. Apalagi, kata Teten, saat ini baru 15 persen UMKM di Tanah Air yang mampu memperkuat daya beli masyarakat sebagai upaya menghadapi situasi global.

        Untuk itu, Teten menilai praktik usaha ramah lingkungan atau ekonomi hijau ke depannya menjadi salah satu dari agenda pemulihan transformatif ke depan dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang berat.

        Dia menuturkan, saat ini sekitar 70 persen dari prioritas program KemenKopUKM akan fokus pada pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan, serta fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan. Hal tersebut dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mencapai target penurunan emisi maupun Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih awal.

        “Kita perlu belajar dari negara lain dengan pesat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi hijau, menetapkan kebijakan pro lingkungan dengan target ambisius. Contohnya di Uni Eropa, mereka menetapkan carbon border tax, dengan memonitor besi, baja, semen, pupuk, aluminium, dan pembangkit listrik. Dan di Inggris telah menerapkan due diligence atau uji tuntas sebagai syarat masuk sejumlah produk luar negeri,” katanya.

        Teten mengaku bahwa pihaknya terus berupaya dalam menyusun strategi pengembangan UMKM hijau melalui beberapa program. Di antaranya, kemitraan usaha seperti Green Value Chains di Al Ittifaq serta sertifikasi organik (sayur mayur dan buah buahan).

        Kemudian akses pasar seperti e-commerce green-product, pameran skala internasional tematik ekonomi hijau. Inkubasi Wirausaha meliputi pengembangan wirausaha sosial, khususnya dengan telah diterbitkannya Perpres Nomor 2 tahun 2021 tentang kewirausahaan yang memberikan kemudahan. Terakhir, digitalisasi UMKM, di mana saat ini sudah ada 20,2 juta UMKM telah terhubung dengan ekosistem digital.

        “Kami juga terus mendorong start-up anak muda yang bergerak di bidang ramah lingkungan. Seperti Bell Society pemenang kompetisi bisnis model Korea-Asean 2020 yang mengolah limbah pertanian (kulit buah) menggantikan kulit sintetis yang tidak ramah lingkungan,” jelasnya.

        Selain itu juga ada Octopus, model bisnis sirkular dalam mengelola sampah plastik yang berhasil meningkatkan pendapatan pelestari hingga tiga kali lipat, dimana mayoritas pelestari adalah perempuan.

        Serta beberapa start-up tech ramah lingkungan lainnya seperti green peer to peer lending (Arconesia), mall sampah, teknologi water management system (SIAB Indonesia), dan lainnya.

        “Yang menarik ditemukan bahwa UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktik ramah lingkungan dan inklusif dibandingkan dengan UMKM yang dimiliki laki-laki,” kata Teten.

        Ia berharap, dengan kerja sama HIPPINDO dan Marco Indokarya dapat meningkatkan hubungan bisnis yang ramah lingkungan, serta mewujudkan netralitas karbon lebih cepat dan ekonomi yang berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: