Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kalau Anies dan Ganjar Bertarung di Pilpres 2024, Ternyata Berbahaya! Pengamat: Pasti Terjadi Polarisasi

        Kalau Anies dan Ganjar Bertarung di Pilpres 2024, Ternyata Berbahaya! Pengamat: Pasti Terjadi Polarisasi Kredit Foto: Fajar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, digadang-gadang sebagai sosok yang pantas maju dalam Pilpres 2024. Meski begitu, pengamat sekaligus Co-Founder Total Politik Arie Putra menilai keikutsertaan keduanya dalam Pilpres 2024 dapat membuat masalah.

        Menurut Arie, keikusertaan keduanya cenderung bisa menimbulkan polarisasi masyarakat. Pasalnya, dia mengatakan, kemungkinan keduanya masih akan memainkan politik identitas pada Pilpres 2024.

        Baca Juga: Strategi Calon Koalisi Pengusung Anies Baswedan Nggak Main-main! Kubu Jokowi Bisa Tersudut, Siap-siap Aja!

        "Pemilu 2024 masih ada polarisasinya atau enggak? Kalau calonnya Anies dan Ganjar, ya, enggak mungkin tidak ada (ada, red)," ujarnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (15/11).

        Arie menjelaskan, baik Ganjar maupun Anies memiliki poros berbeda sehingga polarisasi kemungkinan bisa saja timbul kembali seperti pemilu sebelumnya. Pernyataan itu disampaikannya karena Arie menilai Ganjar mewarisi sifat Presiden Jokowi, sedangkan Anies merupakan orang yang berseberangan dengan Jokowi.

        "Jadi, kedua orang itu menjadi lawan polarisasi," ungkapnya.

        Sementara itu, Arie juga mengatakan bahwa polarisasi pada pemilu sebelumnya masih bisa terjadi di masyarakat apabila partai politik masih kukuh mencalonkan Anies dan Ganjar untuk Pilpres 2024.

        Menurut dia, keduanya masih kurang baik dalam meminimalisasikan politik identitas yang selama ini terjadi. Dia mengatakan, polarisasi yang terjadi pada pemilu sebelumnya ibarat luka bacok yang sampai saat ini masih belum sembuh sepenuhnya.

        Arie menilai luka itu cenderung bisa makin parah apabila sistem politik identitas masih digunakan pada Pilpres 2024. "Pilpres kemarin itu kayaknya sudah luka bacok, sembuhnya agak lama. Seharusnya kalau politik, hanya luka gores saja," terangnya.

        Baca Juga: Ditanya Kemungkinan Gibran Jadi Cawapresnya, Anies Bilang...

        Arie menyatakan, luka bacok tersebut mau diteruskan atau tidak tergantung desain para partai politik. "Apakah parpol mau mengikuti prediksi lembaga survei dengan warisan kebencian tadi? Bisa juga partai politik menghasilkan opsi yang berbeda," kata Arie.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: