Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Telah Lama Bungkam dan Menghilang, Akhirnya Keberadaan Jack Diketahui, Ternyata 'Kabur' ke Negara Ini!

        Telah Lama Bungkam dan Menghilang, Akhirnya Keberadaan Jack Diketahui, Ternyata 'Kabur' ke Negara Ini! Kredit Foto: TechCrunch
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder pendiri raksasa e-commerce China Alibaba, Jack Ma baru saja dilaporkan telah tinggal di Jepang selama enam bulan terakhir. Jack Ma yang flamboyan, telah lama menghilang dari pandangan publik di tengah tindakan keras Beijing terhadap perusahaan teknologi.

        Ma tidak menonjolkan diri saat dia melakukan hobi seperti melukis cat air, mengoleksi karya seni, mandi di mata air panas, dan bermain ski di pedesaan di luar Tokyo, lapor Financial Times.

        Melansir New York Post di Jakarta, Rabu (30/11/22) taipan teknologi ini juga dilaporkan sering mengunjungi klub keanggotaan eksklusif di distrik Ginza dan Marunouchi Tokyo, di mana dia bergaul dengan pengusaha kaya China yang juga telah meninggalkan daratan tersebut dan pindah ke ibu kota Jepang.

        Baca Juga: Kekayaan Jack Ma Terus Merosot, Harta 2 Orang Terkaya di Indonesia Ini Langsung Salip Ungguli Sang Taipan Alibaba!

        Ma yang berusia 58 tahun, sebagian besar telah menyerahkan kendali perusahaannya kepada para eksekutif yang lebih muda. Ia disebutkan tengah merambah ke bisnis non-teknologi yang melibatkan keberlanjutan.

        Untuk diketahui, Bloomber Billionaires Index mencatat kekayaan bersih Ma mencapai USD30,2 miliar (Rp475 triliun). Ia telah lama menghilang dari mata publik sejak Oktober 2020, ketika secara terbuka mengkritik regulator negara China karena diduga menghambat inovasi.

        Pemerintah China membalas dengan menghentikan penawaran umum perdana Ant Group senilai USD37 miliar, yang merupakan platform keuangan online yang tumbuh dari Alipay, aplikasi pembayaran seluler internal Alibaba.

        Harga saham Alibaba pun anjlok sehingga membuat Ma kehilangan statusnya sebagai taipan terkaya di China. Pada hari-hari sebelum Ma menyampaikan kritiknya terhadap regulator negara, kekayaan bersihnya mencapai puncak lebih dari USD60 miliar (Rp943 triliun).

        Sejak itu, Ma yang biasanya fasih pun terdiam, ia membatalkan penampilan TV dan menghindari media sosial.

        Sejak itu pula muncul spekulasi tentang apa yang mungkin terjadi pada Ma, yang merupakan selebriti bisnis global terbesar China dan simbol ledakan teknologinya.

        Dalam beberapa bulan terakhir, Ma menjadi berita utama setelah dia terlihat di kapal pesiar di pulau Mallorca, Spanyol. Dia juga berkunjung ke universitas Belanda untuk belajar tentang produksi pangan berkelanjutan. Tahun lalu, Ma juga terlihat bermain golf di Republik Ceko.

        Sementara saat ini, China berada dalam cengkeraman gejolak nasional ketika warga berkumpul untuk protes massal yang jarang terjadi untuk mengecam kebijakan penguncian "COVID zero" yang ketat dari pemerintah yang telah mengganggu ekonomi global.

        Pihak berwenang China telah mengurung jutaan orang di rumah mereka dalam upaya untuk membasmi infeksi COVID, yang sedang meningkat secara nasional.

        Rekaman yang dibagikan secara luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan warga China menghadapi polisi yang melanggar perintah penguncian.

        Lonjakan infeksi sejak Oktober telah mendorong otoritas lokal yang menghadapi tekanan dari atas untuk memberlakukan karantina dan pembatasan lain yang menurut masyaarakat China terlalu ekstrem.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: