'Gelombang Balik' Jadi Kekuatan Anies: Makin Rakyat Anggap Jokowi Gagal, Makin Naik Elektabilitas Anies
Tak lagi mengemban jabatan di pemerintahan, ditambah telah resmi didukung Partai NasDem, Anies Baswedan makin leluasa melakukan safari politik demi mengenalkan dirinya ke masyarakat di Indonesia sebagai bakal calon presiden (capres).
Kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ke beberapa daerah di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Barat, dan Riau, disambut meriah pendukungnya. Sebaliknya, sebagian lainnya mempertanyakan agenda Anies tersebut.
Baca Juga: Berpolitik Lewat Masjid, NasDem dan Anies Baswedan Jadi Buruan: Kami Siap Mengerahkan Massa...
Sementara itu, pengamat tata negara Refly Harun mengungkapkan bahwa agenda yang dilakukan Anies merupakan hal wajar bagi mereka yang serius untuk menjadi calon pemimpin bangsa.
Refly menyebut, kemenangan Anies Baswedan akan makin besar jika sosok Ganjar Pranowo terlambat mendeklarasikan diri. Mengingat, sampai kini hanya sosok Gubernur Jawa Tengah tersebut yang hanya mampu menyaingi Anies Baswedan. Selain itu, ada juga sosok Prabowo Subianto yang bisa menyaingi Anies dan Ganjar.
"Anies sudah tidak lagi Gubernur, sekaligus sudah deklarasi. Kedatangan Anies sudah bukan lagi pejabat negara," ujar Refly di kanal YouTubenya, mengutip Suara.com, Rabu (7/12).
Menurut Refly Harun, Anies punya tiga kemenangan dibandingkan Ganjar dan Prabowo saat ini. Selain sudah tidak lagi menjadi pejabat negara sehingga tidak pakai anggaran negara, Anies Baswedan pun sudah didukung partai politik.
"Kan Ganjar masih menjabat Gubernur," sambung Refly.
Kemenangan Anies juga dinilai sebagai gelombang balik dari ketidakberhasilan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Elektabilitas Anies akan terus meningkat seiring penilaian ketidakberhasilan Presiden Jokowi.
"Anies akan terus naik, ya seperti teori bandul. Sepanjang Presiden Jokowi dianggap tidak berhasil, Anies akan terus naik. Seperti masyarakat menyandang harapannya," imbuh Refly.
"Gelombang balik," sambung Refly kemudian.
Refly juga menyinggung Prabowo dan Ganjar yang masih menjadi pejabat negara sehingga tidak seleluasa Anies Baswedan. Ia pun menyarankan agar Prabowo dan Ganjar sebaiknya mundur dari jabatan yang melekat di keduanya.
Baca Juga: Mau Bisa Saingi Manuver Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Dinilai Harus Tinggalkan Jabatan
"Karena rakyat pun bisa meminta pertanggungjawaban atas uang negara yang dipakai," sambung Refly.
Soal Koalisi Indonesia Baru (KIB), Refly Harun menilai bahwa KIB terus bermain dua kaki. Para petingginya terus merapat ke Pemerintah, tetapi tetap membiarkan akar rumputnya mendukung calon yang berbeda.
"Ini bermain dua kaki. Ketua Partai tetap di istana, tetapi ada yang di akar rumput yang beda, tidak diberi sanksi," pungkas Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum