Lo Kheng Hong optimistis Indonesia akan selamat dari ancaman resesi pada 2023 mendatang. Optimismenya ini berangkat dari tiga kondisi di Indonesia yang menurutnya jauh dari risiko resesi.
"Saya termasuk orang yang optimis melihat negara kita, optimis rasanya tidak resesi," kata Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, dalam video podcast yang diunggah di kanal Youtube WinMax Gallery, dikutip Senin (12/12/2022).
Adapun ketiga faktor tersebut di antaranya adalah nilai ekspor komoditas, kondisi bank dalam negeri, dan kinerja bursa.
Baca Juga: Mending Sewa atau Beli Rumah? Begini Jawaban Lo Kheng Hong
Soal nilai ekspor, Pak Lo menilai nilai ekspor komoditas Indonesia terbilang melimpah selama beberapa waktu terakhir. Terutama pada sejumlah komoditas ekspor andalan dalam negeri, seperti batu bara dan minyak mentah atau crude palm oil (CPO).
"[Komoditas ekspor andalan] terima uang bermiliar-miliar," ujarnya.
Kemudian, bank-bank domestik Indonesia juga mengantongi laba yang cukup besar. Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA memperoleh laba Rp28 triliun selama tiga kuartal tahun ini.
Kinerja positif juga terlihat pada bank-bank pelat merah, seperti PT Bank Mandiri Tbk dengan laba Rp30 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang mencetak laba Rp39 triliun.
Menurutnya, bila Indonesia terancam resesi, bank-bank dalam negeri harusnya sakit. Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Pak Lo melihat bank-bank Indonesia dalam kondisi baik-baik saja.
Sementara faktor terakhir adalah kinerja bursa. Pak Lo melihat kinerja bursa saat ini terpantau stabil, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat di level 7.000-an dan tak terlihat akan mengalami penurunan.
Padahal, kata Pak Lo, bila akan terjadi resesi, bursa saham harusnya sudah mengalami terjun bebas.
"Kita [IHSG] nggak turun-turun, seperti nggak ada tanda-tanda mau resesi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: