Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas! Scam Robocaller Terus Meningkat, Target Berikutnya Mengincar Kripto!

        Awas! Scam Robocaller Terus Meningkat, Target Berikutnya Mengincar Kripto! Kredit Foto: Truecaller
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pascakeruntuhan pertukaran kripto FTX, organisasi scam profesional kini banyak menargetkan pengguna cryptocurrency dengan cara memulai jutaan panggilan otomatis dan pesan teks dalam upaya untuk melakukan penipuan informasi dan dana.

        Dilansir dari Cointelegraph pada Rabu (28/12/2022), penasihat eksekutif senior di Truecaller yang merupakan sebuah aplikasi untuk mengidentifikasi penelepon dan pesan scam, Clayton LiaBraaten menyampaikan bahwa untuk memangsa korban dengan lebih baik, para scammer sering mengiktui kabar atau berita terkait kripto. Ia mengatakan bahwa penipu atau scammer menyukai volatilitas dan peristiwa terkini, dan kapan saja mereka mencoba menjelajahi kontur sesuatu yang sangat mengganggu di pasar, mereka sukses besar.

        Baca Juga: Musim Dingin Kripto Berlanjut, Octopus Network PHK 40% Karyawan, Gaji Pegawai Juga Dipotong!

        Pada tahun 2022 di mana pasar mulai bergejolak sejak awal tahun, analisis dari Truecaller menunjukkan adanya peningkatan komunikasi penipuan yang berkaitan dengan Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya. Para scammer ini juga melakukan pencurian dana melalui "robocall" otomatis dan teks yang mencoba mengaitkan ketakutan, keingintahuan, dan terkadang kemurahan hati orang.

        Penipuan yang paling sering dilihat oleh Truecaller adalah penipuan di mana aktor jahat akan berpura-pura mewajili meja dukungan atau entitas serupa dari pertukaran atau bisnis kripto besar. Scammers ini juga akan mempublikasikan nomor teleponnya di situs imitasi palsu dan mencoba untuk melegitimasi diri mereka sendiri. Biasanya, generasi muda lebih banyak menjadi sasaran penipun karena ada begitu banyak informasi yang tersedia tentang mereka, hal ini karena mereka telah menyebarkan begitu banyak informasi diri di media sosial.

        Untuk nomor telepon korban, para scammer biasanya mendapatkan nomor telepon melalui berbagai cara, termasuk melalui pembobolan data yang membocorkan jutaan nomor atau vitools yang mengorek platform media sosial untuk mendapatkan informasi. LiaBraaten mengatakan bahwa sangat mudah untuk membuat grafik data pada individu-individu ini dan kemudian mulai menargetkan mereka karena ada begitu banyak materi tentang mereka. Dengan banyak informasi yang tersedia ini, komunikasi jahat pun menjadi lebih meyakinkan.

        LiaBraaten menjelaskan, pada modus yang dijalankan, yaitu panggilan atau SMS pun awal memang tidak selalu menghasilkan penipuan finansial. Scemmers biasanya akan memulai dengan mencoba memperoleh atau mengonfirmasi informasi tentang target untuk menciptakan kepercayaan yang kemudian akan mencoba menargetkan kripto dari sasarannya.

        Karena ada banyak orang yang tidak terlalu memahami cryptocurrency, para penjahat akan mengerjar orang-orang yang rentan. Oleh karenanya LiaBrateen mengingatkan bahwa siapapun tidak boleh memberikan informasi pribadi atau kata sandi melalui telepon atau pesan dan hanya boleh dilakukan melalui saluran resmi yang tersedia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Lestari Ningsih

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: