Bankir Terkaya Amerika Sebut Cryptocurrency sebagai Skema Ponzi: Orang-orang Berpenghasilan Rendah Dibuat Rugi oleh Crypto!
CEO JPMorgan Jamie Dimon tidak berbasa-basi ketika diminta pendapatnya tentang cryptocurrency. Bos Wall Street itu sebelumnya pernah menyebut token digital sebagai "skema Ponzi terdesentralisasi". Bankir terkaya di AS ini pun mengulangi kritiknya terhadap aset kripto tersebut selama wawancara dengan Fox Business Network.
“Saya menyebutnya skema Ponzi terdesentralisasi karena orang-orang hanya menghipnotisnya, dan mereka akan menulis banyak buku tentang ini, uang yang dicuri darinya, apa yang diketahui dan tidak diketahui orang,” katanya ketika ditanya tentang pelajaran apa yang dipelajari tentang crypto setelah runtuhnya FTX.
Mengutip Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (11/1/23) Dimon mengaku skeptis terhadap aset crypto dari pandangannya tentang teknologi blockchain sebagai bentuk percepatan transaksi keuangan. Banknya telah berupaya membangun blockchain dan token kustomnya sendiri, JPM Coin, yang bertujuan untuk memfasilitasi transfer pembayaran klien.
Baca Juga: Miliarder Jamie Dimon Peringatkan Krisis Berkepanjangan: Kita Semua Harus Bersiap
Sementara itu, dia mengatakan bahwa cryptocurrency telah membuat orang "histeris", dan itu adalah tanggung jawab pemerintah untuk melindungi investor.
“Banyak orang terluka [oleh crypto],” kata Dimon. “Mereka adalah pensiunan, nenek, orang berpenghasilan rendah, dan itu memalukan.”
Kebangkrutan pertukaran cryptocurrency yang jatuh diperkirakan telah menghapus investasi crypto senilai USD9 miliar (Rp140 triliun).
“Seharusnya segera dimasukkan ke dalam semacam kerangka peraturan sehingga ada perlindungan investor,” katanya. Ia menambahkan bahwa regulator mulai membuat perlindungan, tetapi sekarang pintu gudang telah terbuka bagi mereka untuk melakukannya.
Dalam wawancara terpisah dengan CNBC bulan lalu, Dimon menyamakan token crypto dengan batu peliharaan.
"Ngomong-ngomong, saya tidak tertarik, jadi saya benci membicarakannya," kata Dimon dalam wawancara dengan Fox Business.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: