Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Deni Ridwan, mengungkapkan minat investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) tinggi, tercermin dari total penawaran lelang yang mencapai Rp59,05 triliun.
Berdasarkan data DJJPR, ada 7 seri SUN yang dilelang hari Selasa (17/1/2023) kemarin, di antaranya seri SPN03230419 (new issuance), SPN12240104 (reopening), FR0095 (reopening), FR0096 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), dan FR0089 (reopening).
Baca Juga: Lelang Surat Utang Negara, Pemerintah Bidik Rp34,5 Triliun
"Investor antusias pada lelang SUN, tercermin dari naiknya penawaran masuk menjadi Rp59,05 triliun dari lelang sebelumnya Rp28,32 triliun," ungkap Deni, dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (18/1/2023).
Deni mengungkapkan antusiasme investor itu didorong oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat yang baru saja terbit cenderung mendukung ekspektasi kebijakan bank sentral AS The Fed untuk tak terlalu agresif pada pertemuan bulan Februari.
Baca Juga: Tingkat Kemiskinan Bisa Ditekan, Kemenkeu: Ini Berkat Subsidi Energi dari Pemerintah
"Selain itu, data ekonomi domestik menunjukan tone positif, antara lain rilis data neraca perdagangan bulan Desember kembali mencatatkan surplus sebesar US$3,89 miliar," paparnya.
Deni melanjutkan, modal masuk dari investor asing pada lelang SUN terus berlanjut, ditandai dengan penawaran masuk yang naik signifikan menjadi Rp15,37 triliun dari lelang sebelumnya sebesar Rp4,31 triliun.
"Jumlah penawaran masuk dari investor asing tersebut mayoritas pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun yaitu Rp11,54 triliun atau 75,11% dari total penawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp10,74 triliun atau 46,7% dari total penawaran yang dimenangkan," kata Deni.
Lalu, untuk imbal hasil rata-rata tertimbang atau weighted average yield (WAY), pada lelang yang diselenggarakan kemarin, turun sebesar 7 hingga 26 basis poin (bps), dibandingkan WAY lelang sebelumnya.
Baca Juga: Permudah Pengelolaan Pinjaman dan Hibah, DJPPR Luncurkan Dua Layanan Digital
"Penurunan terbesar pada seri SUN tenor 15 dan 20 tahun yaitu 26 basis poin," ucap Deni.
Deni menyampaikan, dengan mempertimbangkan yield surat berharga negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan 2023, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp23 triliun.
Baca Juga: Pede Menatap Tantangan Pembiayaan Anggaran 2023, Kemenkeu: Kita Punya Strong Foot!
"Pemerintah selalu mempertimbangkan kondisi pasar keuangan terkini, kebutuhan pembiayaan, dan kondisi kas negara, sehingga penerbitan SBN dilakukan sesuai kebutuhan, dengan biaya yang paling optimal dan risiko yang terukur," pungkas Deni.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas