Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Atasi Masalah Transportasi dan Polusi, Dishub DKI Sediakan 11 Kantong Parkir

        Atasi Masalah Transportasi dan Polusi, Dishub DKI Sediakan 11 Kantong Parkir Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemprov DKI Jakarta menambah enam lokasi parkir. Sehingga saat ini terdapat 11 lokasi parkir  yang ditetapkan tarif disinsentif bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi.

        Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputon mengatakan, Dishub terus berupaya menangani masalah transportasi di Jakarta. Salah satunya adalah dengan kebijakan disinsentif tarif parkir yang sudah berjalan sejak tahun lalu di lima lokasi parkir.

        "Kami harap, kebijakan disinsentif ini bukan hanya menangani persoalan transportasi, tapi juga turut mendukung upaya menjaga Jakarta dari polusi," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2/2023).

        Baca Juga: Tak Penuhi Aturan, Dishub Depok Cabut Izin Operasional Ratusan Angkot


        Dishub DKI menerapkan kebijakan disinsentif kendaraan pribadi berupa pengendalian lalu lintas dengan sistem ganjil genap dan pengenaan tarif parkir tinggi. Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

        Pasal 17 menyebutkan bahwa setiap pemilik kendaraan bermotor yang tidak melakukan uji emisi gas buang dan/atau tidak memenuhi ketentuan lulus uji emisi gas buang dikenakan disinsentif berupa pembayaran parkir tertinggi, mengacu pada Pergub mengenai tarif layanan parkir di ruang milik jalan dan/atau luar ruang milik jalan.

        Di lokasi-lokasi parkir yang dikelola oleh Unit Pengelola (UP) Perparkiran Dishub Provinsi DKI Jakarta, secara bertahap diterapkan disinsentif tarif parkir (penerapan tarif parkir tinggi) terhadap kendaraan yang belum dan/atau tidak lulus uji emisi.

        Kendaraan yang sudah lulus uji emisi, data nomor polisi kendaraannya tercatat di sistem. Sehingga, saat kendaraan masuk ke lokasi parkir akan terdeteksi apakah kendaraannya sudah lulus/tidak lulus uji emisi.

        Baca Juga: Nekat Lawan Prabowo dengan Ngotot Bawa Anies Jadi Cagub DKI 2017, Sandiaga Uno Buka-bukaan: Beginilah Kenyataannya Sekarang


        Dengan mekanisme penetapan tarif disinsentif pada lokasi parkir di luar ruang milik jalan (lingkungan/gedung/pelataran parkir) bagi kendaraan yang lulus uji emisi dikenakan tarif parkir normal berlaku progresif (Rp 5000/jam). Sedangkan bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi dikenakan tarif parkir tertinggi (Rp 7500/jam) yang berlaku progresif.



        "Untuk sementara, disinsentif tarif parkir hanya diterapkan bagi jenis kendaraan mobil berdasarkan Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2017 tentang Tarif Layanan Parkir. Selanjutnya, akan dilakukan penambahan lokasi parkir dengan disinsentif tarif parkir pada 2023 di lokasi parkir luar ruang milik jalan (offstreet) yang terdapat dalam Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 188 Tahun 2016 tentang Tempat Parkir Umum Yang Dikelola Oleh Pemerintah Daerah," jelasnya.

        Syafrin menerangkan, penanganan permasalahan transportasi di Jakarta dibagi dan disusun menjadi empat prioritas. Pertama, pejalan kaki, kedua, angkutan umum, ketiga, kendaraan ramah lingkungan, dan keempat disinsentif kendaraan pribadi.

        “Penanganan persoalan transportasi ini pun menjadi program prioritas. Kami berupaya menangani persoalan transportasi ini secara komprehensif dan berkelanjutan. Dalam penanganannya pun, kami bersinergi dengan semua pihak, karena persoalan transportasi di Jakarta ini sangat kompleks dan butuh kerja sama semua pihak, termasuk dukungan dari masyarakat,” ujar Syafrin.

        Baca Juga: Satu per Satu Orang Dekat Anies Kehilangan Jabatan, Musni Umar: Terjadi Politik Bumi Hangus di DKI

        Saat ini, Penerapan Disinsentif Tarif Parkir telah dilaksanakan di sebelas lokasi parkir milik Pemerintah Daerah, yaitu:
        1. Pelataran Parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat;
        2. Lingkungan Parkir Blok M, Jakarta Selatan;
        3. Pelataran Parkir Samsat, Jakarta Barat;
        4. Lingkungan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan;
        5. Plaza Interkon, Jakarta Barat;
        6. Park and Ride Kalideres, Jakarta Barat;
        7. Gedung Parkir Istana Pasar Baru, Jakarta Pusat;
        8. Gedung Parkir Taman Menteng, Jakarta Pusat;
        9. Park and Ride Lebak Bulus, Jakarta Selatan;
        10. Pelataran Parkir Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat; dan
        11. Park and Ride Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: