Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Semua Orang Punya Waktunya Tersendiri untuk Sukses, Tapi Siapa yang Akan Jadi Triliuner Pertama di Dunia?

        Semua Orang Punya Waktunya Tersendiri untuk Sukses, Tapi Siapa yang Akan Jadi Triliuner Pertama di Dunia? Kredit Foto: Twitter/Bill Gates
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Co-Founder Microsoft Corp. Bill Gates menjadi miliarder pada tahun 1987 pada usia 31 tahun. Saat itu, ia adalah miliarder termuda sampai CEO Meta Platforms Inc. Mark Zuckerberg menjadi miliarder pada usia 23 tahun.

        Sementara itu, investor legendaris Warren Buffett membutuhkan waktu hingga usia 56 tahun untuk mengumpulkan miliaran dolar pertamanya. Larry Ellison, salah satu pendiri Oracle Corp., harus mencapai usia 49 tahun untuk menjadi miliarder. Lalu, CEO Tesla Inc. Elon Musk berusia 41 tahun saat menjadi miliarder, dan pendiri Amazon.com Inc. Jeff Bezos berusia 35 tahun.

        Masing-masing pemimpin industri ini telah meningkatkan kekayaannya hingga puluhan miliar, bahkan lebih dari USD100 miliar di tahun-tahun berikutnya.

        Tetapi hanya satu dari mereka yang memiliki kesempatan nyata untuk menjadi triliuner pertama di dunia.

        Baca Juga: Miliarder Ini Punya Solusi Ekstrem untuk Cegah Kiamat dengan Meredupkan Matahari!

        Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Kamis (23/2/23) menurut investor malaikat Chamath Palihapitiya, yang juga seorang miliarder, triliuner pertama di dunia akan menjadi milik seseorang yang melawan perubahan iklim.

        Bertahun-tahun sejak dia men-tweet prediksi tahun 2020 ini, pasar tampaknya telah memvalidasi pandangan itu. Perusahaan energi bersih seperti Tesla Motors Inc. telah mengungguli S&P 500 lebih dari 2 banding 1, sementara tiga saham berkinerja terbaik dalam lima tahun terakhir berspesialisasi dalam energi terbarukan. Salah satunya, Enphase Energy Inc. yang telah mengembalikan lebih dari 10.000%.

        Masing-masing miliarder ini meningkatkan keterpaparan mereka terhadap investasi energi bersih secara besar-besaran. Dalam laporan pendapatan baru-baru ini, Buffett menyuarakan fakta bahwa utilitas energi bersih Berkshire Hathaway telah meningkatkan pendapatannya sebesar 2.900% menjadi USD4 miliar (Rp60 triliun) karena menjadi kekuatan utama dalam transmisi angin dan matahari.

        Sementara Ellison membeli pulau Hawaii untuk membawa energi bersih ke sana. Dan Zuckerberg bergabung dengan Gates pada tahun 2015 untuk meluncurkan Breakthrough Energy Coalition untuk menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek energi bersih di seluruh dunia.

        Investasi kecerdasan buatan (AI) telah menurun selama beberapa bulan terakhir, karena kemajuan teknologi mengancam untuk mengganggu seluruh industri. Sekarang miliarder Mark Cuban memprediksi bahwa AI, bukan energi bersih, akan memahkotai triliuner pertama.

        Menurut Cuban, Google telah meningkatkan penggunaan AI-nya dalam beberapa bulan terakhir dan mencapai USD9 miliar (Rp136 triliun) pendapatan tambahan sejauh ini. Tapi ini masih merupakan hari-hari awal revolusi, mungkin mirip dengan tahun 1993 untuk internet.

        Menurut Cuban, umat manusia akan melihat lebih banyak kemajuan teknologi selama 10 tahun ke depan daripada yang kita miliki selama 30 tahun terakhir. Bagi Cuban, ini akan menghancurkan segalanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: