Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Total Aset Bank Perkreditan Rakyat Tembus Rp182 Triliun

        Total Aset Bank Perkreditan Rakyat Tembus Rp182 Triliun Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Tedy Alamsyah melaporkan hingga Desember 2022, total aset industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) menunjukan kinerja positif.

        Menurut dia, industri itu tumbuh 30,76%. “Sampai periode Desember 2022, industri kita masih tumbuh diangka 30,76%. Dan total aset industri ini mencapai Rp182 triliun  per Desember 2022,”Kata Tedy dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

        Tedy mengatakan bahwa total aset BPR ditopang Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp126 triliun . Sementara pada sisi penyaluran dana kredit BPR dan BPRS sebesar Rp109 triliun.

        “Di tengah tantangan volatility, uncertainty , kemudian complexity dan ambiguity menjadi tantangan industri BPR. Tidak hanya industri secara umum tetapi juga industri BPR,”tegas Tedy.

        Sementara itu untuk mendongkrak kinerja BPR dan BPRS di tahun ini, pihaknya terus mendorong dipercepatnya digitalisasi. Ia meyakini perbankan digital bakal menjadi tulang punggung indutsri BPR dan BPRS.

        Meski demikian, Perbarindo lanjut Tedy mencatat ada beberapa tantangan mendasar yang dihadapi terkait digitalisasi. Tantangan tersebut dimulai dari pola pikir (mindset), keterbatasan modal, keterbatasan infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memiliki pengetahuan memadai.

        "Pola pikir ini akhirnya membelenggu dan memengaruhi upaya transformasi digital. Untuk itu, sangat penting bagi Perbarindo mengadakan seminar guna meningkatkan kapabailitas serta kompetensi SDM BPR-BPRS, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri," Ucapnya.

        Menurut dia, industri BPR-BPRS harus mampu memenuhi preferensi nasabah terhadap layanan perbankan ke depan. Layanan yang lebih mengutamakan kecepatan, kemudahan, keamanan dan dapat bertransaksi tanpa dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi harapan bagi BPR-BPRS untuk mewujudkannya.

        "Kami sadari, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, di sisi lain kami juga terus berupaya mencari solusi yang efektif, efisien, dan aman dalam penyediaan teknologi bagi BPR-BPRS, salah satu upayanya yaitu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat, dan aman," tegas Tedy.

        Upaya memenuhi kebutuhan konsumen membutuhkan penguatan pengelolaan terhadap data, model bisnis, regulasi, dan teknologi. Keempat bidang terpenting ini tidak memungkinkan untuk dikuasai dalam jangka waktu yang singkat. Sementara peningkatan daya saing sangat mendesak untuk dilakukan agar tidak kehilangan momentum.

        "Oleh karena itu, upaya mentransformasi BPR-BPRS tidaklah dapat dilakukan secara optimal tanpa melibatkan semua aspek yang saling mendukung satu dengan lainnya," tuturnya.

        Aspek-aspek yang dimaksud antara lain peningkatan kapasitas SDM, pengembangan produk dan layanan, perbaikan tata kelola, manajemen risiko, pemenuhan ketentuan, penyempurnaan infrastruktur teknologi informasi, dan sistem informasi manajemen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: