Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lirik Potensi Industri Dirgantara, Menteri Suharso: Bisa Turunkan Biaya Logistik 8% PDB pada 2045

        Lirik Potensi Industri Dirgantara, Menteri Suharso: Bisa Turunkan Biaya Logistik 8% PDB pada 2045 Kredit Foto: Bappenas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan industri dirgantara memiliki peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia pada 2045 mendatang.

        "Peran tersebut antara lain sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kemampuan industri nasional untuk menghasilkan produk dengan kandungan teknologi tinggi," kata Suharso, dikutip Senin (19/6/2023).

        Baca Juga: Taklukkan Asing, Menteri Suharso Minta Pemuda Indonesia Kuasai 4 Bahasa Termasuk Coding

        Kedua, lanjut dia, yakni mengembangkan rantai pasok industri berbasis pengetahuan, nilai tambah dan teknologi tinggi. Ketiga, dia menekankan industri dirgantara dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah dengan efisiensi.

        "Industri dirgantara berkontribusi menurunkan biaya logistik menjadi 8% PDB pada tahun 2045," jelas Suharso.

        "Keempat, meningkatkan kemampuan pertahanan nasional. Kelima, memberikan nilai tambah dan daya saing tinggi di tingkat internasional," lanjutnya.

        Keenam, sambung dia, yakni menciptakan lapangan kerja dengan keterampilan dan teknologi tinggi. Terakhir, berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui green and open skies.

        Dalam kesempatan yang sama, Suharso juga mengatakan sasaran pengembangan industri dalam visi Indonesia 2045 yaitu mewujudkan industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 26% PDB pada tahun 2045.

        Dia lalu menjelaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dapat mendukung pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia.

        Meskipun begitu, menurut Suharso, investasi untuk penelitian dan pengembangan di Indonesia masih didominasi oleh dana dari pemerintah.

        Baca Juga: Bos Bappenas Gandeng Lemhannas Sepakati 3 Jurus Hadapi Tantangan Pembangunan Nasional

        "Hal ini bertolak belakang dengan negara maju yang investasi penelitian dan pengembangannya sebagian besar berasal dari industri dan pihak swasta," ungkapnya.

        Suharso mengatakan pemanfaatan alokasi anggaran riset di Indonesia saat ini belum efektif dan belum membuahkan hasil yang optimal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: