Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Kelas Aset?

        Apa Itu Kelas Aset? Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kelas aset adalah pengelompokan investasi yang menunjukkan karakteristik serupa dan tunduk pada hukum dan peraturan yang sama. Kelas aset dengan demikian terdiri dari instrumen yang sering berperilaku serupa satu sama lain di pasar. Contoh kelas aset umum termasuk ekuitas, pendapatan tetap, komoditas, dan real estat.

        Secara historis, tiga kelas aset utama adalah ekuitas (saham), pendapatan tetap (obligasi), dan setara kas atau instrumen pasar uang. Saat ini, sebagian besar profesional investasi memasukkan real estat, komoditas, kontrak berjangka, derivatif keuangan lainnya, dan bahkan mata uang kripto dalam campuran kelas aset.

        Baca Juga: Apa Itu Accrual Accounting?

        Aset investasi mencakup instrumen berwujud dan tidak berwujud yang dibeli dan dijual investor untuk tujuan menghasilkan pendapatan tambahan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

        Sederhananya, kelas aset adalah pengelompokan sekuritas keuangan yang sebanding. Misalnya, BBCA, MYOR, dan UNVR adalah pengelompokan saham. Kelas aset dan kategori kelas aset sering digabungkan menjadi satu. Biasanya terdapat korelasi yang sangat kecil dan terkadang terdapat korelasi negatif di antara berbagai kelas aset. Karakteristik ini penting dalam bidang investasi.

        Penasihat keuangan memandang kendaraan investasi sebagai kategori kelas aset yang digunakan untuk tujuan diversifikasi. Setiap kelas aset diharapkan mencerminkan karakteristik investasi risiko dan pengembalian yang berbeda dan berkinerja berbeda di lingkungan pasar tertentu. Investor yang tertarik untuk memaksimalkan pengembalian seringkali melakukannya dengan mengurangi risiko portofolio melalui diversifikasi kelas aset.

        Penasihat keuangan akan membantu investor mendiversifikasi portofolio mereka dengan menggabungkan aset dari kelas aset berbeda yang memiliki aliran arus kas berbeda dan berbagai tingkat risiko.

        Berinvestasi dalam beberapa kelas aset yang berbeda memastikan sejumlah keragaman dalam pilihan investasi. Diversifikasi mengurangi risiko dan meningkatkan kemungkinan Anda menghasilkan pengembalian yang positif. Berikut kelas aset yang paling umum:

        1. Kas dan setara kas

        Kas dan setara kas mewakili kas aktual dan surat berharga yang serupa dengan uang tunai. Jenis investasi ini dianggap berisiko sangat rendah karena kecil kemungkinannya untuk kehilangan uang Anda. Ketenangan pikiran itu berarti pengembaliannya juga lebih rendah dari kelas aset lainnya.

        Contoh kas dan setara kas termasuk uang tunai yang diparkir di rekening tabungan serta tagihan Treasury pemerintah AS (T-bills), sertifikat investasi terjamin (GIC), dan dana pasar uang. Umumnya, semakin besar risiko kehilangan uang, semakin besar prospek pengembaliannya.

        2. Fixed income atau pendapatan tetap

        Pendapatan tetap adalah investasi yang memberikan pendapatan tetap. Pada dasarnya, Anda meminjamkan uang kepada suatu entitas dan, sebagai imbalannya, mereka membayar Anda dalam jumlah tetap hingga tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal ketika uang yang awalnya Anda investasikan (pinjaman) dibayarkan kembali kepada Anda.

        Obligasi pemerintah dan korporasi adalah jenis produk pendapatan tetap yang paling umum. Pemerintah atau perusahaan akan membayar Anda bunga selama masa pinjaman, dengan tarif bervariasi tergantung pada inflasi dan risiko yang dirasakan bahwa mereka tidak akan membayar pinjaman tersebut.

        Risiko gagal bayar obligasi pemerintah tertentu sangat kecil kemungkinannya, jadi mereka membayar lebih sedikit. Sebaliknya, beberapa perusahaan berisiko bangkrut dan perlu membayar lebih banyak kepada investor untuk meyakinkan mereka agar melepaskan uang mereka.

        3. Ekuitas

        Ketika orang berbicara tentang ekuitas, mereka biasanya berbicara tentang memiliki saham di suatu perusahaan. Bagi perusahaan untuk memperluas dan mencapai tujuan mereka, mereka sering terpaksa menjual sebagian kepemilikan dengan imbalan uang tunai kepada masyarakat umum. Membeli saham ini merupakan cara yang bagus untuk mendapatkan keuntungan dari kesuksesan sebuah perusahaan.

        Ada dua cara untuk menghasilkan uang dari berinvestasi di perusahaan yaitu melalui dividen dan saat Anda menjual saham mereka.

        Namun, pasar bisa bergejolak. Harga saham diketahui berfluktuasi, dan beberapa perusahaan bahkan mungkin bangkrut.

        4. Komoditas

        Komoditas adalah barang pokok yang dapat diubah menjadi barang dan jasa lainnya. Contohnya termasuk logam, sumber daya energi, dan barang pertanian.

        Komoditas sangat penting bagi perekonomian dan, dalam beberapa kasus, dipandang sebagai lindung nilai yang baik terhadap inflasi. Pengembalian mereka didasarkan pada dinamika penawaran dan permintaan daripada profitabilitas.

        Banyak investor berinvestasi secara tidak langsung pada komoditas dengan membeli saham di perusahaan yang memproduksinya. Namun, ada juga pasar yang sangat besar untuk berinvestasi secara langsung, apakah itu benar-benar membeli komoditas fisik dengan maksud menjualnya pada akhirnya untuk mendapatkan keuntungan atau berinvestasi di masa depan.

        Ekuitas (saham), obligasi (sekuritas pendapatan tetap), uang tunai atau surat berharga, dan komoditas adalah kelas aset yang paling likuid.

        Ada juga kelas aset alternatif, seperti real estat, dan inventaris berharga, seperti karya seni, perangko, dan barang koleksi lainnya yang dapat diperdagangkan.

        Beberapa analis juga menyebut investasi dalam dana lindung nilai, modal ventura, crowdsourcing, atau mata uang kripto sebagai contoh investasi alternatif. Meskipun demikian, ilikuiditas aset tidak menunjukkan potensi pengembaliannya; itu hanya berarti bahwa mungkin diperlukan lebih banyak waktu untuk menemukan pembeli untuk mengubah aset menjadi uang tunai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: