Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukung Target NZE 2060, PGN Saka Jalankan Sejumlah Program Dekarbonisasi

        Dukung Target NZE 2060, PGN Saka Jalankan Sejumlah Program Dekarbonisasi Kredit Foto: Djati Waluyo
        Warta Ekonomi, Gresik -

        PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) memastikan terus menjalankan inisiatif program dekarbonisasi dalam menjalankan kegiatan operasi bisnisnya demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

        Direktur Utama PGN Saka, Avep Disasmita menerangkan bahwa program dekarbonisasi diterapkan pada sejumlah fasilitas offshore maupun onshore PGN Saka.

        "Sejumlah fasilitas yang ada dalam proses produksi, yaitu Gas Processing Facility (GPF), Oil Treating Facility (OTF), dan LPG Facility (LPGF). Dekarbonisasi yang dilakukan PGN Saka saat ini merupakan hasil penyusunan roadmap program inisiatif dekarbonisasi PGN Saka untuk periode 2022–2030," ujar Avep, Kamis (13/7/2023).

        Baca Juga: PGN Garap Proyek Sulap CPO Jadi Biogas, Total Biayanya Capai US$20 Juta

        Avep mengatakan, salah satu yang dilakukan perusahaan adalah Solar Panel Offshore–Sidayu sebagai penambahan sumber energi yang secara independen untuk membarikan catu daya pada peralatan listrik pada fasilitas proses di proyek Sidayu.

        Solar panel dengan kapasitas total 18.36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D.

        "Program ini dapat mereduksi emisi sebesar 67,42 ton CO2 equivalen per semester, dengan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar," ujarnya.

        Selanjutnya, dengan melakukan carbon offset yang diinisasi karena dalam proses produksi, gas dapat menghasilkan emisi gas CO2. Dari hasil mitigasi, masih menyisakan sisa-sisa gas rumah kaca.

        “Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 equivalen per tahun,” jelasnya.

        Avep menyebut, PGN Saka juga memanfaatkan gas buang Gas Turbine Generator (GTG), di mana gas buang yang keluar dari GTG dipulihkan menggunakan absorption chiller, mengingat gas turbin generator yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang tinggi.

        “Pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF," ucapnya.

        Program keempat adalah melakukan subtitusi gas engine pada flash gas compressor dengan electric driven flash gas compressor. Prgram ini dijalankan karena engine pada flash gas compressor masih menghasilkan emisi CO2.

        "Program ini mampu mereduksi emisi sebesar 4.143 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 41,3 MMSCF," ungkapnya.

        Tidak hanya menggunakan program rendah emisi pada area operasi, PGN Saka juga fokus pada program konservasi mangrove untuk menjaga kelestarian hayati pesisir pantai dan ekosistem laut. 

        Lanjutnya, PGN Saka berkontribusi mulai dari pembibitan hingga penanaman mangrove di Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Selain itu, PGN Saka mendukung pemulihan ekosistem mangrove, khususnya di Ujungpangkah, serta berbagai lokasi di pesisir Kabupaten Gresik. 

        Saat ini, PGN Saka memiliki 11 aset hulu migas, 10 di antaranya berada di Indonesia dan satu blok shale gas di Texas, Amerika Serikat. Seluruhnya fokus pada aspek lingkungan dan sosial masyarakat.

        Baca Juga: PGN Bangun Infrastruktur Gas Bumi di IKN, Klaim Dapat Turunkan 45.852 Ton Emisi CO2 Per Tahun

        “PGN Saka berprinsip untuk melaksanakan program pengurangan emisi serta pemilihan teknologi yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan. Untuk mencapai target penurunan emisi, kami menggalakkan berbagai upaya dengan tetap menjaga produktivitas dan efektivitas operasi,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: