Jenguk Warga Bogor yang Alami Lumpuh Belasan Tahun, Mensos Risma: Ini Kita Bawa ke Rumah Sakit
Seorang wanita paruh baya, Enur Hayati (66) asal Pamijahan Bogor yang mengalami lumpuh selama belasan tahun akhirnya dirujuk oleh Kementerian Sosial ke RSUD Leuwiliang. Menteri Sosial Tri Rismaharini langsung menjenguk Enur yang baru dirujuk oleh Sentra Galih Pakuan Bogor pagi tadi (14/7/2023).
Mensos mengatakan Kemensos mengetahui kondisi Enur melalui media scanning rutin yang dilaporkan tadi pagi dan langsung meminta Sentra pengampu melakukan asesmen. “Informasi ini dari media. Terima kasih rekan-rekan media yang telah memberikan informasi kepada kami. Tadi saya sudah WA minta Kepala Sentra saya untuk asesmen dan kemudian dibawa ke rumah sakit ini,” katanya saat memberikan keterangan di hadapan media di RSUD Leuwiliang, Kamis (14/7/2023).
Baca Juga: Penanganan Korban TPPO di NTT, Mensos Risma Siapkan Program Pemberdayaan Peningkatan Ekonomi
Awalnya Mensos berencana berkunjung ke rumah Enur di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor untuk mengecek kondisi keluarga Enur. Selain Enur, putri keduanya Iin (15) mengalami Down Syndrome sejak lahir. “Ternyata ada dua yang sakit, putrinya dan ibunya. Namun ternyata Kepala Sentra saya bisa membawa ke rumah sakit sini. Alhamdulilah, dan sekarang lagi di asesmen untuk sakitnya,” kata Mensos.
Dikatakan Mensos, Kemensos akan membantu menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan selama di rumah sakit, terutama pengurusan BPJS Kesehatan Enur dan keluarga. Menurutnya, fokus Kemensos saat ini adalah perawatan medis bagi Enur dan Iim. Selanjutnya, Mensos akan memberikan bantuan pemenuhan hidup layak.
“Tadi ada permintaan-permintaan ibunya, yang terutama untuk keberlanjutan hidupnya. Terutama untuk penghidupannya, begitu,” ujarnya.
Baca Juga: Mensos Risma Kaget Dengar Alasan Masyarakat Jateng-Jatim Jadi Korban TPPO
Enur mengalami kelumpuhan sejak tahun 1982 akibat terjatuh dari lantai dua. Semenjak itu, ibu dua anak ini berjalan dengan bantuan tongkat kruk. Namun pada tahun 2020 kondisinya memburuk hingga tidak bisa berjalan dan sehari-hari beraktivitas dengan merangkak.
Selama ini, Enur dirawat oleh anak pertamanya, Nurdin Haerudin (32) yang bekerja di sebuah koperasi dengan gaji Rp500 ribu per bulan. Untuk membantu perekonomian keluarga, Enur berjualan sembako kecil-kecilan dengan penghasilan Rp50 ribu per hari. Enur sudah berpisah dari suaminya saat Iim berusia 5 tahun, sejak saat itu ia membesarkan kedua anaknya seorang diri.
Sementara itu, Sentra Galih Pakuan Bogor memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa alat bantu walker kaki empat, pemenuhan nutrisi, sembako, alat kebersihan diri, serta uang tunai untuk operasional di rumah sakit. Kemudian Sentra akan melakukan asesmen lanjutan untuk pemberian alat bantu berupa kursi roda yang sesuai dengan kondisi dan kontur tanah serta situasi gegrafis lingkungan rumah Enur. Adapun Mensos juga mengarahkan agar keluarga Enur diberikan bantuan kewirausahaan dan program Rumah Sejahtera Terpadu (RST).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: