Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Tahun Politik, Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemimpin Pusat-Daerah dan TNI-Polri Jaga Sinergitas

        Jelang Tahun Politik, Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemimpin Pusat-Daerah dan TNI-Polri Jaga Sinergitas Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jelang tahun politik pemilu dan pilkada tahun 2024, Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin meminta para pemimpin pusat dan daerah maupun TNI dan Polri sigap dalam menjaga sinergi, keamanan, dan perdamaian.

        "Termasuk mewaspadai ancaman di media sosial yang berpotensi memecah-belah masyarakat," kata Wapres saat memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) XXIV Tahun 2023, di Auditorium Gajah Mada, Gedung Dwi Warna Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).

        Baca Juga: Kejar Target Penurunan Stunting, Wapres Ma'ruf Amin Dorong Media Ikut Berkampanye

        Wapres juga membahas permasalahan globalisasi. Selain revalitas global, sejumlah pengamat saat ini mengatakan tengah terjadi perlambatan globalisasi bahkan deglobalisasi, yang ditandai dengan menurunnya perdagangan internasional, semangat integrasi regional terganggu, kebijakan proteksionisme yang menguat, maupun tensi geopolitik yang memanas.

        Perlambatan globalisasi sesungguhnya telah terjadi sejak akhir krisis finansial tahun 2008 silam. Tren ini memuncak pasca kecamuk pandemi Covid-19, yang menyebabkan syok di bidang perdagangan, investasi, dan perjalanan, sehingga terjadi penurunan drastis pergerakan barang, jasa, dan orang melintasi batas-batas negara.

        Situasi ini menyebabkan terganggunya rantai pasok global, baik energi, pangan dan komoditas lainnya, maupun melemahnya multilateralisme.

        "Di lain pihak, kita menyaksikan arus globalisasi semakin deras di bidang teknologi informasi dan komunikasi, aliran data digital, dan pariwisata," ujarnya.

        Terkait hal ini, Wapres juga menyampaikan empat pesan terkait situasi global dan lainnya. Pertama, situasi global terus berubah, dan akan mempengaruhi situasi di dalam negeri.

        Teknologi digital memicu disrupsi di banyak lini kehidupan, sekaligus menawarkan peluang untuk bertumbuh, seperti yang terjadi pada globalisas. Pemimpin mesti memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, cepat dan cermat, dalam menyikapi isu-isu global yang kian kompleks dan sulit diprediksi, kemudian merumuskan kebijakan yang mendatangkan maslahat, maupun solusi bagi aneka permasalahan nasional, regional, dan internasional.

        "Indonesia mencermati pengaruh rivalitas kekuatan dunia di Asia Pasifik. Melalui Keketuaan di ASEAN tahun 2023, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian, diplomasi preventif untuk mencegah konflik terbuka, serta upaya-upaya memperkuat kerja sama dan dialog," ujar Wapres.

        Kedua, jadilah pemimpin yang inklusif, memiliki wawasan kebangsaan, serta kemampuan untuk menjaga harmoni dalam kemajemukan. Jadikan keberagaman sebagai kekuatan.

        Oleh sebab itu, moderasi harus senantiasa dijunjung oleh para pemimpin. Narasi-narasi damai mesti selalu diutamakan, termasuk di media sosial.

        "Melalui platform digital, pemimpin dapat menjangkau publik yang luas dan pemangku kepentingan yang beragam. Pemimpin menjadi teladan dalam membangun kepercayaan sosial, merekatkan simpul-simpul ukhuwah, dan memberantas ancaman perpecahan, termasuk akibat sebaran hoaks," kata Wapres.

        Ketiga, pemimpin hendaknya mampu mengoptimalkan talenta dan kemampuan orang-orang yang dipimpinnya. Setiap individu dianugerahi kekuatan, pikiran dan bakat yang unik. Oleh sebab itu, setiap orang dapat menyumbang bagi kemajuan bangsa.

        Baca Juga: Hadiri Pembukaan Rakornas APKASI, Wapres Ma'ruf Amin Tekankan 4 Poin untuk Para Bupati

        Terakhir, terus pegang teguh dan amalkan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah disepakati sebagai ideologi bangsa. Sebagai bangsa berketuhanan, pemimpin harus meyakini kekuasaan adalah amanah dari Tuhan, dan tidak berlangsung selamanya.

        "Tunaikan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab, dan jadilah contoh bagi jajaran serta rakyat," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: