Industri Keuangan Syariah Potensial, Silverlake Axis Ungkap 3 Faktor Menarik Minat Generasi Muda
Industri keuangan syariah, terutama perbankan atau unit bisnis syariah masih potensial. Lantas, bagaimana caranya agar generasi muda berkontribusi dalam industri tersebut? CEO Silverlake Axis memaparkan terdapat faktor pendidikan atau edukasi, pengembangan talenta, dan media sosial.
CEO dan Head Islamic Banking Silverlake Axis, Othman Abdullah memaparkan, terdapat tiga faktor yang dapat bekerja agar industri keuangan syariah dapat menarik minat kelompok pekerja produktif dari generasi milenial dan generasi Z, yakni pendidikan, pengembangan talenta (talent development) dan pengaruh media sosial.
Pertama, dari segi pendidikan. Othman menjelaskan, pendidikan dapat meningkatkan paparan atau eksposur informasi industri keuangan syariah pada generasi muda, termasuk lembaga pendidikan yang membuka program studi keuangan syariah atau keuangan Islam.
Baca Juga: Apakah Bank Syariah Masih Diminati dan Menonjol di Indonesia?
“Jika pemerintah dapat memasukkan silabus keuangan syariah ke dalam pendidikan, ini akan memberikan lebih banyak eksposur kepada generasi muda. Jadi dengan eksposur, muncullah minat,” ujar Othman ketika Warta Ekonomi mewawancarainya secara daring pada Kamis (3/8/2023).
Othman menambahkan, setelah lulus, mereka bisa melamar ke bank atau unit bisnis syariah. Namun, Othman justru menyarankan agar pendidikan keuangan syariah dimulai sejak sekolah dasar agar eksposurnya lebih dini.
Dari segi pengembangan talenta, Othman menjelaskan terdapat kesempatan bagi profesional perbankan atau bidang keuangan konvensional yang ingin mempelajari industri perbankan syariah.
“Jadi berikan mereka pelatihan, berikan program pengenalan, ya, sehingga mereka dapat memperluas wawasan mereka,” imbuhnya. Menurut Othman, hal tersebut penting jika seseorang yang telah berpengalaman di industri keuangan konvensional dapat terjun ke industri keuangan syariah secara street smart atau belajar dari praktik.
“Jadi bayangkan jika Anda sudah bekerja di lembaga keuangan, kenapa tidak coba dua tahun, lalu Anda mengerti bagaimana sebuah lembaga keuangan bekerja. Kemudian ketika Anda memasukkan unsur syariah ke dalamnya, ya, itu akan meningkatkan pemahaman,” jelasnya.
Terakhir adalah dari segi pengaruh media sosial. Menurut Othman, media sosial dapat memberikan pengenalan informasi atau awareness yang efektif untuk menjaring minat generasi muda terhadap industri keuangan syariah.
“Seperti yang kita tahu generasi muda, mereka sangat banyak di media sosial, kan. Jadi kalau bisa pakai media sosial, maka untuk memberikan awareness [ini], saya yakin akan menjadi salah satu cara yang efektif,” pungkasnya santai.
Baca Juga: CEO Silverlake Axis soal Industri Fintech Syariah di Indonesia: Modern & Harus Dukung Konsumen
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: